PONPES NURUL HILAL SENURO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
Tak asing lagi rasanya dengan
sebutan pondok pesantren di telinga kita, pondok pesantren adalah lembaga
pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran islam dengan menekankan pentingnya modal keagamaan sebagai
pedoman perilaku sehari-hari.
Di desa Senuro terdapat sebuah pondok yang bernama Pondok Pesantren Nurul
Hilal. Pondok pesantren di bawah naungan Nurul Hilal ini mempunyai banyak
tingkatan, mulai dari Madrasah Diniyah, Takhossus (Wustho), TK/TPA, Madrasah
Tsanawiyah, sampai Madrasah Aliyah.
Pastinya tidak sedikit pengorbanan
dan perjuangan yang telah dilakukan oleh banyak pihak untuk mendirikan sekolah
yang tercinta ini. Anak-anak yang bersekolah ditempat ini dari tahun ke tahun
semakin bertambah banyak, namun yang sangat di sayangi karena sedikit sekali
anak-anak yang mengetahui sejarah berdirinya pondok pesantren ini, bukan saja
anak didiknya, bahkan guru-guru yang mengajar juga tidak banyak yang
mengetahui.
Dari permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
sejarah Pondok Pesantren Nurul Hilal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang
melatarbelakangi terbentuknya PPNH serta tujuan
dibentuknya PPNH?
2) Siapa saja orang
yang berjasa dalam pembangunan PPNH ?
3) Dimana saja tempat
belajar sebelum dibentuknya PPNH dan tingkatan-tingkatan apa saja yang berada dibawah
naungan PPNH?
1.3 TUJUAN
1) Untuk
mengetahui latar belakang terbentuknya PPNH dan tujuan dibentuknya PPNH
2) Untuk
mengetahui orang-orang yang berjasa dalam pembagunan PPNH
3) Untuk
mengetahui tempat belajar sebelum dibentuknya PPNH dan untuk mengetahui
tingkatan-tingkatan yang berada dibawah naungan PPNH
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pondok
Pesantren
Kata Pondok Pesantren merupakan dua
kata yang mempunyai satu kesatuan makna. Kata “Pondok” berasal dari pengertian
asrama-asrama para santri atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu, atau
mungkin berasal dari bahasa Arab “funduk” yang berarti tempat tinggal para
santri.
Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, pesantren merupakan asrama tempat santri/murid-murid belajar mengaji
dan sebagainya. Sedangkan pondok merupakan bangunan untuk tempat sementara, rumah,
bangunan tempat tinggal yang berpetak-petak yang berdinding bilik dan beratap
rumbia.
2.2 Dasar Dan Tujuan
Pondok Pesantren
Pondok Pesantren sebagai lembaga
pendidikan yang didirikan atas dasar fiddin yakni kepentingan umat Islam untuk
memperdalam ilmu pengetahuan agama Islam.
Dasar yang digunakan adalah Q.S.
At- Taubah/09 ayat 122:
* $tBur c%x. tbqãZÏB÷sßJø9$# (#rãÏÿYuÏ9 Zp©ù!$2 4
wöqn=sù txÿtR `ÏB Èe@ä. 7ps%öÏù öNåk÷]ÏiB ×pxÿͬ!$sÛ (#qßg¤)xÿtGuÏj9 Îû Ç`Ïe$!$# (#râÉYãÏ9ur óOßgtBöqs% #sÎ) (#þqãèy_u öNÍkös9Î) óOßg¯=yès9 crâxøts ÇÊËËÈ
Artinya:
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Tujuan Pondok Pesantren adalah
membina warga Negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran Islam dan
mengamalkannya dalam hidup beragama, masyarakat dan negara.
Secara garis besar Pondok Pesantren
dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Pesantren Salafi adalah pesantren yang
mengajarkan dan mengkaji kitab kuning.
b. Pesantren Kholafi adalah pesantren yang
menerapkan sistem pengajaran klasikal (madrasah) atau telah memasukkan
pelajaran umum.
2.3 Kriteria Pondok
Pesantren
Pondok Pesantren nurul hilal nampaknya sudah memenuhi kriteria sebuah Pondok
Pesantren menurut aturan pendirian sebuah pondok pesantren, yakni di tandai
dengan adanya:
a a)
Kyai/ustadz/pengasuh
b)
Santri/siswa
c)
Mushollah/masjid
d)
Asrama/pondok
e)
Kajian kitab klasik/kitab kuning
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Berdirinya Pondok
Pesantren Nurul Hilal
A. Letak
Geografis
Pondok Pesantren Nurul Hilal
terletak di desa Senuro. Desa Senuro merupakan satu desa yang berada diwilayah
kecamatan tanjung batu kabupaten Ogan ilir (OI), letaknya lebih kurang 4,5 km
dari Tanjung Batu. Desa Senuro ini membentang dari barat ke timur terdiri
dari banyak baris jalan, kiri kanan jalan ada rumah
penduduk.
Di Desa ini pula terdapat satu ruas jalan raya yang menghubungkan Desa ini ke Tanjung
Batu hingga ke Ibu Kota Kabupaten (Indralaya). Luas desa Senuro lebih kurang
2.500 ha dengan batasan sebagai berikut: sebelah barat dan utara berbatasan
dengan perkebunan tebu Cinta Manis (PTPXXI dan XXII). Sebelah timur berbatasan
dengan desa Pajarbulan dan Tanjung Batu. Sebelah selatan berbatasan dengan desa
Tanjung Lalang.
Sekarang desa ini di mekarkan menjadi dua, yaitu desa Senuro Barat dan
desa Senuro Timur. Kedua desa ini dihubungkan oleh sebuah masjid yang bernama
masjid At-Taqwa.
PPNH sendiri berada di desa Senuro
Barat. Pesantren ini berbatasan sebelah timur dengan SD 08 tg batu, sebelah
barat berbatasan dengan SD 22 tg batu, sebelah selatan dan utara berbatasan
dengan rumah warga. Pesantren ini berdekatan langsung dengan jalan raya. Hal
ini semakin memposisikan betapa lokasi pesantren ini menjadi salah satu tujuan
utama bagi mereka yang bertujuan untuk mencari dan mendalami ilmu keislaman
disamping ilmu lain di lembaga pendidikan formal lainnya.
B. Kronologi
Berdirinya PPNH
Pondok Pesantren Nurul Hilal
didirikan oleh alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin, K.M.NUR KAMIS. Ia merasa
terpanggil untuk membuat suatu wadah pendidikan dan untuk mengembangkan agama.
Dengan tekad bulat pada 1952 Madrasah Diniyah Nurul Hilal Senuro resmi berdiri.
Sebelum
dilaksanakan dilokasi sekarang, proses belajar mengajar diadakan di berbagai
tempat. Seperti pada tahun 1952 proses belajar mengajar untuk pertama kalinya
menumpang dibawah rumah Sabul Bin Mantap yang jumlah santrinya sangat sedikit
sekitar 13 orang dan yang mengajarnya hanya K.M.Nur Kamis yang pada waktu itu
disebut sebagai guru besak.
Pada waktu itu
ada beberapa orang mempunyai ide untuk membuat suatu kelompok belajar, yaitu
H.Hasan, H.Saili, Sabul bin Mantap, Tampa’i, dan Sahmat bin Rabu. Atas keputusan bersama, maka
dipilihlah rumah Sabul bin Mantap sebagai tempat belajar dan meminta K.M Nur
Kamis sebagai pengajarnya. Mereka belajar tentang ilmu agama.
Keadaan saat itu masih sangat minim
ekonomi, maka di bayar menggunakan beras untuk diberikan kepada guru yang telah
mengajar tersebut. Disini ada orang yang bertugas sebagai penagihnya yaitu Pak
Ketap. Dia mendatangi rumah-rumah para murid dengan membawa karung gandum atau
kendang sebagai wadahnya.
Pada
tahun 1956, proses
belajar mengajar berpindah ke tanah milik K.M.Nur Kamis, tempatnya
sudah semen permanen. Namun
sayangnya keadaan disini kurang diketahui oleh penulis. Kemudian pindah ke tanah yang didiami oleh Ibnu
Aman (sekarang). Dilanjutkan ke tanah yang ditempati oleh H. Dawi (sekarang).
Adapun salah
satu dari kedua tempat tersebut ada yang berbentuk seperti sangkar sapi yang
terbuat dari bambu yang beratap daun, sering ketika hujan turun, proses belajar
mengajar menjadi terganggu akibat atapnya bocor. Walaupun demikian tetapi semangat
mereka untuk menuntut ilmu tidak berkurang.
Setelah beberapa tahun bersekolah
di tempat tersebut, kemudian
berpindah kelokasi SD 01 yang sekarang sudah berubah nama menjadi SD 08 Tg
Batu. Di
lokasi ini tempat belajarnya sudah berdinding papan dan atap genting. Waktu
belajar dimulai pukul 14:00-17:00 setiap hari,kecuali hari jum’at. Pelajaran
yang dikaji hanya pelajaran fiqih, yang diajarkan oleh H.M.Nur Kamis sendiri.
Kemudian pada tahun 1958/1959 baru dimulai pelajaran lainnya, seperti
kitab nahwu, tafsir,riyadul badi’ah.
Belajar disini hanya selama satu
tahun yaitu dari tahun 1954-1955. dan Setelah
itu baru menetap di tempat sekarang. Alasan berpindahnya
tempat-tempat belajar tersebut dikarenakan keadaan waktu itu masih minim
ekonomi sehingga belum adanya tempat khusus untuk mengadakan proses belajar
mengajar. Diberbagai tempat tersebut semuanya mengkaji ilmu agama dan muridnya
baik laki-laki maupun perempuan memakai sarung.
Berawal dari keadaan ekonomi
masyarakat semakin membaik, maka direncanakanlah untuk membangun tempat yang
khusus. Rencana ini merupakan ide dari tokoh masyarakat dan tokoh agama
yakni H.Hasan, H.Saini, H.M.Nur Kamis karena mereka ingin anak-anaknya belajar
di luar dari lingkungan keluarga dan supaya proses belajar lebih efektif
(full). Kemudian diadakanlah rapat yang membahas masalah tersebut.
C. Respon
Masyarakat
Setelah diadakannya rapat respon dari
masyarakat beragam, banyak masyarakat yang mendukung, tokoh keagamaan
juga mendukung, namun pemerintah kurang mendukung, bahkan kepala desa tidak
mengizinkan. Maka kemudian meminta pendapat K. Muhammad Ali ( Mudir Pondok
Pesantren Nurul Yaqin ), dia berkata “ jika masyarakat
banyak yang mendukung didirikannya PPNH, maka dirikanlah.” Diambillah
keputusan untuk mendirikannya. Dipilihlah lokasi tanah milik Koneng Senin bin
Abdullah, karena tempatnya lebih luas, agak sepi dari kepadatan penduduk dan
yang terpenting itulah wilayah yang tepat dan memungkinkan untuk mendirikan
tempat belajar.
Tanah kosong tersebut ada yang dibeli atau digadaikan dengan wakaf dan
sumbangan masyarakat dan dari hasil fitrah serta ada juga hasil wakaf dari H.
Bastari. Kemudian, dibangunlah gedung-gedung belajar yang biayanya diperoleh
dari sumbangan masyarakat, sumbangan tokoh masyarakat, para dermawan dan
wali santri serta dari swadaya murni yang ditentukan perkepala keluarga.
Adapun perlengkapan
belajarnya, seperti meja, kursi dan lain-lain, biayanya diperoleh dari
pemerintah. Bentuk kursinya belum modern seperti sekarang. Kursinya panjang
yang biasa diduduki oleh dua sampai tiga orang.
Tentu saja banyak sekali orang yang
ikut serta dalam pembangunan PPNH tersebut diantaranya : H.Hasan, H.Saini,
Sabul, Pak Ketap, Pak Sli, pemuka agama, pemuka masyarakat, pemerintah
setempat.
Pada mulanya gedung yang di bangun berjumlah 5 lokal. 3 lokal sudah berbentuk
permanen sedangkan 2 lokal lainnya masih berbentuk kayu. Dinding terbuat dari
papan yang di cat dengan warna putih dan berlantaikan semen, pagarnya pun
masih memakai kawat. Dengan demikian, maka pada tahun 1952 berdirilah sekolah
yang bernama Madrasah Ibtidaiyyah Nurul Hilal. Di sini baru ada sekolah Ibtidaiyyah
selama 6 tahun. Sekolah ini di bawah pimpinan K.M.Nur Kamis.
Sekitar tahun 1960 dan 1967
bangunan MDNH sudah berbentuk semi permanen dan mengalami pasang surut akibat
masyarakat paceklik.
D. Kegiatan
di Madrasah Nurul Hilal
Aktivitas di madrasah ini dilaksanakan
setiap hari kecuali hari jum’at, dimulai pukul 14:00-16:30/17:00, para muridnya
berpakaian bebas sopan. Semua murid baik laki-laki maupun perempuan memakai
basan/sarung serta baju panjang dan murid laki-laki memakai kopiah berwarna
hitam sedangkan murid perempuan memakai jilbab panjang. Awalnya jumlah
murid sangat sedikit namun seiring berjalannya waktu, jumlah murid semakin
bertambah banyak. Akibatnya pernah satu lokal ditempati oleh dua kelas yang
belajar secara bersampingan.
Proses belajar mengajar di
lokasi ini sama seperti sebelumnya. Pelajaran yang diajarkan mayoritas ilmu
agama yaitu, fiqih, nahwu riyadul badi’ah, tauhid, sarah maqsud, matan binak,
muhtasor, tafsir, kamus. Namun ada juga pelajaran umum yang diajarkan oleh Pak
Jalil.
Para guru mengajar dengan sangat
disiplin, ketat, dan sederhana. Salah satu contohnya, ketika ada anak didik
mereka yang tidak sholat jum’at khusus laki-laki maka akan di pukul 7 kali.
Dengan keadaan ekonomi yang semakin membaik maka para uztadz-uztadz yang mengajar tersebut
dibayar bukan dengan memberikan beras saja melainkan beserta uang.
Metode yang dipakai dalam melakukan
proses belajar mengajar tersebut yaitu menulis (Tahriri ), menghapal (
Syafawi ), muthola’ah, dan tukar pengujian dengan desa tetangga ( ujian
silang). Ketika sampai waktunya ujian, pernah K.M.Nur Kamis meminta bantuan
dari alumni Tg Batu, Tg Atap, Pak Smai, Pak kenap, Pak Srum dan ada juga dari
santri-santri yang telah tamat untuk menguji para santri yang akan tamat. Ujian
tersebut di beri nama ujian MIN (Madrasah Ibtidaiyyah Negeri ).
Semakin berkembangnya zaman maka
metode yang dipakai dalam proses belajar mengajar mengalami perubahan.
Contohnya, bagi kelas yang masih rendah para santrinya dibebani untuk menulis
lalu kemudian dihapal sedangkan bagi para santri yang kelas atas, setelah
ditulis sebagian hanya diperintahkan untuk dibaca namun ada juga yang harus
dihapal.
Setelah para santri yang telah
menyelesaikan sekolah selama 6 tahun. Maka diadakanlah sebuah acara untuk
melepas kepergian mereka. Acara ini di sebut haflah. Kata haflah berasal dari
bahasa Arab yang artinya perayaan. Pelaksanaannya sebelum di rumah sekolah
seperti sekarang, pernah dilaksanakan diberbagai tempat. Adapun lokasi
yang pernah menjadi tempat dilaksanakannya haflah yaitu dekat rumah
H.Su’udi Sahmad (di balai ), di dekat rumah H.Mat Judah, dekat rumah Khotib Mat
Nur, dekat rumah H.Dawi, hingga akhirnya pada tahun 1970 an atau ada juga
yang mengatakan tahun 2000 an haflah dilaksanakan di lokasi PPNH sampai
sekarang.
Sekolah yang semulanya
bernama madrasah ibtidaiyah ini, kini berubah nama menjadi madrasah
diniyah. Dahulu dilaksanakan selama 6 tahun, kini berubah menjadi 4 tahun.
Mudirnya pun berganti. Pertama kali dipercayakan kepada K.M. Nur Kamis, kemudian
dipercayakan kepada H.Su’udi Sahmad, lalu kepada ustadz Abdul Aziz sampai
sekarang. Kebanyakan orang lebih mengenal sekolah ini dengan nama sekolah
Agama.
Adapun sekolah diniyah ini sekarang
masa belajarnya selama 4 tahun. Para muridnya pun semakin banyak, ini berarti
menandakan bahwa ilmu agama masih dijunjung tinggi walaupun berada di masa
modern sekarang ini. Waktu belajarnya masih sama seperti sebelumnya, yaitu
setiap hari kecuali hari jum’at. Ada satu malam digunakan untuk muthola’ah, ada
juga muhadoroh.
Muthola’ah diadakan dengan tujuan
menambah ilmu pengetahuan yang dilaksanakan pada malam hari. Sedangkan,
muhadoroh bertujuan untuk melatih siswa supaya bisa berbicara
dengan baik didepan umum.
Adapun dari segi pakaian mengalami
perubahan. Misalnya, baju yang di pakai harus berwarna putih, bagi laki-laki
memakai sarung dan kopiah sedangkan bagi perempuan memakai rok berwarna coklat
dan jilbab putih. Namun kini para santri sudah banyak yang menyimpang dari
peraturan tersebut, kebanyakan para santri berpakaian berwarna-warni apalagi
jilbab yang di pakai. Sehingga kurang indah di pandang karena tidak seragam
seperti dahulu.
Para santri yang telah
menyelesaikan sekolah selama 6 tahun atau 4 tahun, bila masih ingin mendalami
kitab-kitab agama bisa meneruskan ke sekolah yang dikenal dengan nama Diniyah
Wustho. Sekolah ini didirikan pada tahun 2007 bertempat di lokasi PPNH,
dilaksanakan selama 3 tahun. Sekolah ini dibawah pimpinan H.Idrus Rusik.Sekolah
ini dibawah naungan Nurul Hilal.
Madrasah ini
dinamakan dengan nama Madrasah Diniyah Nurul Hilal. Nama ini dipilih karena
menyesuaikan dengan masih minimnya ekonomi masyarakat pada waktu itu. Ada yang
mengatakan nama ini telah ada sejak sekolah yang diadakan di lokasi yang
ditempati oleh H.Dawi dan nama tersebut di tulis di papan.
Nurul
Hilal berasal
dari Bahasa Arab, Nurul Hilal artinya Cahaya Bulan Sabit atau Bulan yang Baru
Timbul. Cahaya ini menerangi dalam kegelapan malam. Ini menandakan kalau kita
bangkit dari kegelapan menuju cahaya yang sedikit menerangi, selain itu juga
merupakan kerendahan hati masyarakat sekitar. Ada yang mengatakan nama ini di
usulkan oleh K.M. Nur Kamis, ada juga yang mengatakan dari tokoh masyarakat.
Adapun madrasah diniyah nurul hilal
Senuro kini berubah nama menjadi pondok pesantren nurul hilal berdasarkan
pertimbangan dan perkembangan yang ada dewasa ini. Nama itu terhitung sejak
tanggal 01 desember 2004 M karena telah mendapatkan izin operasional dan
telah terdaftar pada Kanwil Departemen Agama Propinsi Sumatera Selatan. Dan
peresmian Ponpes Nurul Hilal Senuro ini pada hari
Jum’at 18
maret 2005 M bersamaan 7 shofar 1426 H yang lalu. Yang diresmikan oleh Bapak Ketua DPRD Ogan Ilir Ir.
H. Mawardi Yahya. Dengan
demikian usia pondok pesantren ini sudah 9 tahun (jika
dihitung dari tahun 2005-2014). Jika dihitung semenjak adanya madrasah nurul hilal, maka usianya lebih kurang sudah 62 tahun (1952-2014). Sebelum itu
pada 22 agustus 2000 juga didirikan satu badan yang menaungi dan mengelola
semua pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Nurul Hilal ini yaitu Yayasan Pendidikan Nurul Hilal
(YPNH).
Tujuan
didirikannya Yayasan ini adalah untuk menaungi dan mengelola semua pendidikan
yang ada di Pondok Pesantren Nurul Hilal ini, dan juga adanya Yayasan
merupakan syarat untuk mendirikan kegiatan lembaga pendidikan.
E. Struktur
Kepengurusan dan Jumlah Murid di PPNH
Sebelum menjadi Pondok Pesantren
Nurul Hilal, lembaga pendidikan ini dinamakan Madrasah Diniyah Nurul Hilal yang
cikal bakal kelahirannya sudah dimulai sejak tahun 1952 M, dibawah pimpinan K.
M.Nur Kamis (Alumni Ponpes Nurul Yaqin Tanjung Atap). Beliau memimpin
sejak tahun 1952 sampai tahun 1967 M. Setelah itu diteruskan oleh K. H. Su’udi
Sahmad (Alumni Ponpes Nurul Islam Seribandung) sampai tahun 2004 M.
kemudian diteruskan oleh H. Idrus Rusik (Alumni Ponpes
Nurul Islam Seribandung).
Beliau memimpin sejak tahun 2004 sampai sekarang.
Ada banyak orang yang pernah
membantu mengajar di madrasah ini antara lain: M. Nur Kamis, Rozak bin Tampa’i,
Bapak Sedun, Kholil, Hayuya, Asmawi, Sayuna, Abdul Somad, Dalilah, Su’udi, H.
Tamrin, Cikwan, Abu Bakar, Hamid, Abdul Aziz, Hj. Saynona, Hj. Rogoya, Rumina,
Maimuna, Sarmawi, Pak Jalil. Namun kini diantara mereka sudah banyak yang
telah meninggal dunia. Sehingga telah di gantikan oleh para generasi
berikutnya.
3.2
Profil Pondok Pesantren Nurul Hilal
PPNH
ini mempunyai visi dan misi serta tujuan sebagai berikut:
VISI
1) Menyelenggarakan
pendidikan sesuai dengan paradigma kemajuan pendidikan yang
diajukan pemerintah
2) Membangun
sistem pembelajaran terpadu yang berkualitas tinggi bertaraf Internasional.
Dari setiap jenjang pendidikan diprioritaskan untuk menghasikan lulusan yang
memenuhi kriteria bertakwa kepada ALLAH SWT, berakhlak mulia, bermoral
pancasila, berwawasan luas, dan menguasai serta mengamalkan iptek
3) Memberantas
buta baca Al-Qur’an
MISI
- Melahirkan generasi pembelajaran islami,
cerdas, mandiri, berprestasi dan berjiwa social
TUJUAN
1. Memberikan
kesempatan kepada anak usia sekolah untuk mendalami ilmu agama
2. Membantu
orang tua dalam mengadakan sarana pendidikan yang terjangkau oleh siswa
3. Menambah
ilmu pengetahuan untuk menunjang ilmu bekerja
4. Mencetak
lulusan atau kader penerus syi’ar agama yang bermanfa’at, tangguh, dan
berkualitas sesuai kemajuan zaman
5. Memberikan
motivasi kepada orang tua dan murid untuk masuk PPNH
3.3
Tingkatan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hilal
Di bawah naungan Yayasan Pendidikan
Nurul Hilal (YPNH) ini terdapat beberapa tingkatan pendidikan yaitu, TKA/TPA(Taman
kanak-kanak Al-qur'an / Taman Pendidikan Anak), TTQ ( TamanTahsinul Quran),
Madrasah Diniyah Ula, Madrasah Diniyah Wustho, Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan
Madrasah Aliyah (MA). Dibawah ini akan dijelaskan beberapa tingkatan pendidikan
yang berada dibawah naungan PPNH.
- TKA/TPA
dan TTQ
a.
Sejarah berdirinya TKA/TPA dan TTQ THARIQATUSSA’ADAH
Pertama kali yang mendirikan
TKA/TPA yaitu ust Idrus, Idris, Abdul Somad, Muklan, Ibnu Aman, Mulyadi,
Dalilah, dan Maimunah. TKA/TPA ini
berdiri pada 23 November 1991 dengan nomor unit 010 dibawah binaan BKPRMI
(Badan Kerjasama Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia). Pertama kali TKA/TPA
dilaksanakan di masjid. Pernah juga di kantor desa,di rumah-rumah
masyarakat ( rumah Mulyadi, Idrus, Khotinah, Salmiah,..... ), di balai desa, di
Musholla Darul Ibadah. Dalam proses pembentukan pengajian ini banyak sekali
hambatan yang mereka alami, seperti di tentang masyarakat. Selain itu,
pada saat itu anak-anak belum berminat untuk mengikuti pengajian serta
masyarakat belum yakin dan anak-anak masih banyak yang main-main dalam
masjid.
Walaupun begitu banyak hambatan
yang mereka alami, namun dengan tekad yang kuat
mereka masih tetap meneruskan pengajian ini. Mereka mendirikan pengajian
tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar kepada anak-anak membaca
dan menulis dengan baik. Selain itu, tujuan didirikannya TKA/TPA yaitu
program pemerintah untuk menghapuskan buta aksara Al-Quran.
Pengajian ini dilaksanakan
pada malam hari, 3 malam dalam seminggu ( malam senin,malam rabu,dan malam
sabtu ) selesai sholat magrib. Mereka mengajarkan Al-Qur’an, doa, nasyit, dan
pengetahuan tentang Islam. Proses belajarnya dilakukan secara privat
yaitu anak-anak belajar dengan menghadap ustadz, ada juga dengan cara klasikal
yaitu anak-anak belajar secara berkelompok.
Besar iyuran per bulan
Rp.7.500 sampai Rp.12.000, dan perminggu Rp.400. Pada zaman dahulu didirikan
yang namanya pos yaitu Persatuan Orang Tua Santri (
Mahbor,Saidina,H.Juni…), yang bertujuan sebagai pemungut biaya.
Setelah dilaksanakan di masjid dan di rumah-rumah selama lebih kurang 5 tahun, dimana
dalam kurun waktu tersebut TKA/TPA ini
mengalami berbagai kendala, terutama kendala ruang belajar yang kurang memadai, maka kemudian TKA/TPA ini dipindahkan ke lokasi PPNH dan menjadi bagian dari tingkatan-tingkatan yang
ada di PPNH. Dan TKA/TPA ini masih tetap dibawah pimpinan ust Idrus. Di lokasi yang baru ini telah dibentuk lokal-lokal
yang terbuat dari permanen dan kemudian
dibentuklah pembagian kelompok dan lokal yang sudah di khususkan (misalnya iqra’ 1 pada lokal
satu dan sebagainya ). Jumlah murid pertama yang mengaji disini yaitu sekitar
70-90 santri.
Seiring
berjalannya waktu, maka jumlah santri yang mengaji disini semakin bertambah
banyak. Sehingga kini dibagi menjadi dua waktu. Bagi santri yang baru masuk,
ngajinya pada sore hari yaitu setelah sekolah diniyah pulang. Sedangkan bagi
santri yang telah lama mengaji, ngajinya pada malam hari yaitu sesudah sholat
magrib.
Waktu
pengajian belum ada perubahan, masih dilaksanakan 3 malam dalam satu minggu (
malam senin,malam rabu,dan malam sabtu ). Pengajian ini diberi nama oleh
H.Idrus dengan nama THARIQATUSSA’ADAH ( طَرِيْقَةُالسَّعَادَة ) yang artinya jalan menuju
kebahagiaan.
Adapun
santri yang telah lancar dan bagus membaca Al-Qur’an, maka akan diuji dalam
bentuk munaqosah yang ujiannya seperti membaca dan menghapal serta tanya
jawab. Apabila
mereka lulus, maka akan diadakan Wisuda / Khotaman sebagai
tanda bahwa santri tersebut
telah lulus dari tingkatan TK/TPA.
Kemudian bagi
para santri yang masih ingin meneruskan pengajian di PPNH, maka bisa mengikuti
pengajian yang juga merupakan program dari BKPRMI yang dinamakan dengan TQA
(Ta'limul Qur'an lil Awlad) atau kita biasa menyebutnya dengan Taman Tahsinul
Qur’an (TTQ), yang baru didirikan pada tahun 2007 yang lalu. Di TTQ ini para
santri di bina agar bisa membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Dan apabila nantinya santri
tersebut telah menyelesaikan pengajian itu maka akan diberikan tanda tamat pada
waktu pelaksanaan haflah.
Foto para pendiri TK/TPA.
lokasi : Masjid At-Taqwa Senuro.
Foto para
santri TK/TPA saat masih awal berdirinya, para santri mempunyai seragam khusus
yang ditetapkan oleh BKPRMI (berwarna kuning keputih-putihan seperti pada
gambar di bawah), namun pada zaman sekarang tidak diterapkan lagi seperti itu.
Foto para santri TKA/TPA
yang wisuda/khotaman.
22. Madrasah Diniyah Ula dan
Madrasah Diniyah Wustho
Foto para siswa MTs Nurul Hilal saat lomba gerak jalan di Tanjung Batu. Foto ini diabadikan pada awal-awal berdirinya MTs Nurul Hilal, sekitar bulan agustus tahun 2002.
a.
Sejarah berdirinya
Madrasah Diniyah Ula telah dijelaskan di atas.
Berdirinya Madrasah Diniyah
Wustho ini pada tahun 2007, dan mulai aktif belajar sesudah bulan puasa. Para pendiri Diniyah Wustho ini diantaranya adalah Idrus,
Sihabuddin, Satirin, Pasihin, Pikri Agustam, dan para guru-guru Ponpes Nurul
Hilal.
Tujuan
berdirinya Diniyah Wustho diantaranya adalah :
1. Untuk
membuat wadah khusus kurikulum lokal yang sebelumnya masih bercampur dengan
kurikulum pemerintah.
2. Sebagai lanjutan dari tingkatan
Diniyah Ula, guna meningkatkan tahapan pendidikan setelah melalui pendidikan di
Diniyah Ula.
3. Madrasah Tsanawiyah Nurul Hilal
(MTs)
a.
Sejarah berdirinya Madrasah
Tsanawiyah Nurul Hilal
Salah satu
sekolah yang bermukim di PPNH adalah Madrasah Tsanawiyah sekaligus
merupakan satu-satunya sekolah menengah pertama di Desa Senuro. Sekolah ini pertama kali didirikan
di wilayah yayasan inilah. Sebenarnya MTs Nurul Hilal ini sudah 2 kali
dibangun, pembangunan yang pertama terjadi kira-kira pada tahun 1987.
Pembangunan yang pertama ini sempat berjalan beberapa saat namun tidak sampai
meluluskan para santri di tingkatan tersebut karena keadaan santri yang semakin
sedikit dan kegiatan pendidikan di tingkat inipun terhenti dan tidak bisa
berlanjut. Pembangunan yang pertama ini mengalami kegagalan dikarenakan
kesadaran masyarakat pada waktu itu akan pentingnya pendidikan masih sangat
minim sehingga para santri yang masuk sekolah MTs saat itupun masih sangat
sedikit. Kemudian pada bulan juni tahun 2000 MTs inipun didirikan kembali
atas hasil musyawarah para pengasuh dan keluarga besar Madrasah Nurul Hilal.
Dan pembangunnya untuk yang kedua kalinya inipun mengalami perkembangan dan
kemajuan dan alhamdulillah dapat bertahan hingga sekarang.
Tujuan
didirikannya MTs ini agar tersedianya pendidikan setingkat lebih
tinggi dari SD, selain itu agar lebih mudah dijangkau dan supaya desa kita maju
di bidang pendidikan.Pakaian resmi disekolah ini yaitu putih biru karena
itu sudah merupakan aturan dari pemerintah. Selain itu juga ada pakaian
olahraga dan
pramuka. Sistem guru mengajar di sekolah ini beragam, ada
yang memakai metode diskusi dan ada yang memakai metode menjelaskan.
Jumlah guru yang mengajar di masa
awal-awal berdirinya MTs ini sekitar 4-5 orang per hari
dan jumlah guru keseluruhan 22 orang. Jumlah siswa pertama kali belajar di MTs adalah 24
orang. Dari tahun ke tahun jumlah siswa yang bersekolah disini semakin
bertambah banyak.
Kegiatan disekolah ini dilakukan
setiap hari kecuali hari minggu. Di mulai pada pukul 07:00 dan berakhir pada
pukul 12:30. Selain itu, ada juga pelajaran ekstrakulikuler yakni kegiatan
pramuka yang dilaksanakan pada hari jum’at siang dan kegiatan malam yang
mempelajari kitab-kitab agama yang dilaksanakan 2 malam dalam satu minggu.
Sekolah
ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
VISI
1) Beriman, berakhlak mulia dan
berilmu dalam beramal
MISI
1. Menumbuhkan penghayatan atau
pengalaman nilai nilai agama
2. Mengembangakn sikap sopan santun dan
akhlak mulia
3. Melaksanakan pembelajaran atau
bimbingan secara intensif kepada seluruh warga madrasah
4. Menanamkan sikap disiplin /
tanggung jawab
5. Memotivasi siswa dalam
mengembangkan potensi dirinya.
Foto para siswa MTs Nurul Hilal saat lomba gerak jalan di Tanjung Batu. Foto ini diabadikan pada awal-awal berdirinya MTs Nurul Hilal, sekitar bulan agustus tahun 2002.
4. Madrasah Aliyah
Nurul Hilal
Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Nurul Hilal
Melihat antusias siswa kelas IX MTS
yang akan lulus, maka para
orang tua dan masyarakat
sepakat untuk membangun sebuah madrasah. Dengan ini diadakan rapat yang
dihadiri oleh para dewan guru dan masyarakat.
Rapat
pertama menghasilkan beberapa keputusan , yaitu :
a.
Mengumpulkan
guru dan wali yang tujuannya untuk mendirikan MA
b. Menunjuk kepala sekolah yang pada saat itu yang ditunjuk
adalah H.M. JAYA, S.Pd.I.M.Si
Setelah
rapat pertama dilakukan, maka diadakan pula musyawarah yang diadakan di rumah
H. M. JAYA, S.Pd.I.M.Si yang telah dihadiri oleh wali murid, tokoh pendidikan,
masyarakat dan lain-lain, menghasilkan beberapa keputusan , yaitu :
a.
Wali murid
sepakat untuk mendirikan .
b.
Dana
operasional ditanggung yayasan .
c.
Guru mau
bekerja sosial walaupun gaji seadanya.
Rapat ketiga diadakan pada tahun
2004, yang menghasilkan beberapa keputusan, yaitu :
a)
Mulai awal
belajar .
b)
Memberi nama
madrasah itu dengan nama MADRASAH ALIYAH NURUL HILAL.
c)
Menentukan
biaya spp .
d)
Pada bulan Mei sudah
menerima siswa.
e)
Mengurus
surat.
Setelah rapat
ketiga diadakan maka pada tahun 2004 didirikanlah madrasah Aliyah. Awalnya
sekolah ini menumpang digedung MTs, karena belum
adanya gedung khusus. Mengingat paginya gedung ini ditempati oleh para siswa
MTs, maka waktu belajar untuk siswa MA dimulai pada jam 12:30 dan
berakhir pada jam 17:30. Diresmikan
Setelah
berjalannya waktu, maka dibangunlah gedung khusus bagi MA yang berlokasi
dibelakang gedung MTs, biayanya diperoleh dari sumbangan
masyarakat. Pada tanggal 24 juni 2009 diresmikanlah gedung MA oleh
asisten III kabupaten ogan ilir yaitu Drs.H.A.Nachrowi,MM.
Sebagai lembaga yang dikelolah langsung oleh Yayasan Nurul Hilal, maka sebagian
besar pembangunan lembaga ini dikelolah dan diupayakan oleh Yayasan Madrasah
Nurul Hilal Senuro Kecamatan Tanjung Batu, dibangun diatas tanah Yayasan
yang terletak di Desa Senuro Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir
Provinsi Sumatera Selatan. Keadaan Madrasah Aliyah Nurul Hilal ini
memiliki luas tanah bangunan 530 M2, luas tanah lapangan 54 M2, luas tanah yang
dibangun 2230 M2, lain – lain 16 M2, jumlah 2850 M2.
MANH didirikan dengan tujuan supaya anak-anak dapat melanjutkan sekolah. MANH
sekarang sudah berkembang, guru sudah bertambah. Kesepakatan sekolah
dilaksanakan pada sore hari adalah kesepakatan wali murid yang tujuannya agar
bisa membantu orang tua di pagi harinya.
Hambatan –hambatan yang mereka lalui pastinya banyak tanggapan yang kurang
bagus dari masyarakat, dikarenakan orang-orang kelas atas merasa gengsi bila
menyekolahkan anaknya di dalam desa ini. Dalam pencarian guru juga sulit
dikarenakan honor.
Namun setelah diberikan pengarahan, akhirnya mereka setuju untuk
menyekolahkan anaknya di MA NH. Hambatan terakhir tentang tidak adanya gedung,
akhirnya untuk sementara numpang di MTs NH.
Hal –hal yang telah dilakukan oleh para guru untuk mengembangkan MA NH di
antaranya :
1. Mengajarkan
akan pentingnya sekolah.
2. Mengasuh
siswa-siswa .
3. Mengikuti kurikulum
dan menambah pelajaran ekstrakulikuler seperti
olahraga dan pramuka.
4. Diajarkan
mandiri dengan tidak tergantung pada pemerintah.
Orang –orang yang berjasa dalam
pembangunan MA yaitu kepala desa 2004 (H.Nasir ) , tokoh masyarakat, dan guru-
guru. Kepala sekolah MA dipercayakan kepada H.M.Jaya,S.Pd.I.M.si. Dia menjabat
sampai sekarang. Jumlah guru yang mengajar waktu
itu sekitar
16 orang, diantaranya yaitu Zakaria, Saidi, Ibnu Hajar,Rusli dan lain-lain.
Sistem mengajarnya dengan cara menjelaskan.
Dahulu pernah mempelajari kitab kuning dan nahwu Sorof. Namun sekarang sudah
hilang karena digantikan dengan pelajaran dari pemerintah semua. Jadi
diadakanlah kegiatan malam untuk mempelajari pelajaran-pelajaran agama.
kegiatan tersebut dilaksanakan satu malam dalam satu minggu yakni malam kamis.
Sekolah ini mempunyai visi dan misi
sebagai berikut :
VISI
1. Menciptakan lulusan yang cerdas,
bertakwa, dan memiliki akhlak yang mulia
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan yang
berorientasi kualitas
2. Menerapkan prinsip-prinsip dan
nilai-nilai islam kepada seluruh warga madrasah
3. Menanamkan nilai-nilai akhlakul
karimah
4. Mendorong dan membantu
siswa-siswi untuk mengembangkan potensi dirinya
5. Mengembangkan, memupuk kedisiplinan
dan ketertiban
Koperasi Ponpes Nurul Hilal
Koperasi
Ponpes Nurul Hilal ini berdiri pada Jum'at 26 September 2014 dan mulai
beroprasi pada sabtu 27 september 2014. Berdirinya koperasi Ponpes Nurul Hilal
ini adalah merupakan ide dari para guru Ponpes Nurul Hilal, dimana salah satu
tujuan didirikannya koperasi ini adalah merupakan upaya untuk memajukan Ponpes
Nurul Hilal di bidang ekonomi. Koperasi Ponpes Nurul Hilal ini diketuai oleh
Sumarno, S.P. Modal awal pendirian koperasi ini berasal dari pihak YPNH dan
iuran para anggota koperasi Nurul Hilal. Diantara yang ikut andil dalam
pembangunan koperasi ini adalah Sumarno, Idrus, Sihabuddin, Lukman, dan
guru-guru serta alumni Ponpes Nurul Hilal. Sebenarnya pendirian koperasi di
lokasi PPNH ini sudah pernah dilakukan beberapa kali pada tahun tahun
sebelumnya (lebih kurang sudah 3 kali), namun terdapat beberapa kendala
sehingga koperasi pada waktu itu tidak bisa bertahan lama.
Sarana
dan prasarana PPNH
Ada
banyak sarana prasarana yang ada di lokasi PPNH yaitu:
a.
Kantor
b.
Perpustakaan
c.
Mushollah
d.
Koperasi/kantin
e.
Parkir
f.
tiang bendera
g.
Lapangan
futsal
h.
Gedung
bertingkat
i.
Pondok
j.
Dll
Pondok merupakan
tempat bagi santri yang ingin bermukim, namun mereka kurang
berkenan karena mayoritas santri berasal dari desa Senuro
sendiri. Jadi, pondok ini digunakan untuk pengajian dan kegiatan nonformal.
NURUL
HILAL
Pondok pesantren Nurul Hilal
Harapan bagi bangsa
Ikhlas mengabdi, siap berbakti
Pada Ibu Pertiwi
Pondok pesantren Nurul Hilal
Harapan bagi Agama
Ikhlas mengabdi, siap berbakti
Pada Robbul ‘Izzati
Turun Al-Quran sebagai pedoman
Uswah Nabi jadi teladan
Iman dan Islam jadi tuntunan
Bagi kehidupan
Mari amalkan di Negeri ini
Yang berdasar Pancasila.
Dokumentasi Ponpes Nurul Hilal :
Foto para guru Ponpes Nurul Hilal, dari kiri ke kanan Almarhum K.M.Nurkamis (Mudir Pertama), Almarhum Jalil bin H. Daham (Guru Agama bantuan Depag, berasal dari Tg Batu Seberang), Almarhum K. Su'udi Sahmad (Mudir Kedua), Idrus Rusik (Mudir ketiga), Ishak (Salah satu tenaga pengajar). Foto ini diabadikan kira-kira pada tahun 1986/1987.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Pondok Pesantren Nurul Hilal
terletak di desa Senuro, kecamatan Tg Batu kabupaten Ogan Ilir. Pesantren ini
berbatasan sebelah timur dengan SD 08, sebelah barat berbatasan dengan SD 22,
sebelah selatan dan utara berbatasan dengan rumah warga.
Tujuan didirikannya pondok
pesantren yaitu untuk membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai
dengan ajaran Islam dan mengamalkannya dalam hidup beragama, masyarakat dan
Negara.
Sekolah ini
bisa dikatakan telah menjadi pondok, karena telah memenuhi aturan pendirian sebuah pondok
pesantren. Pondok Pesantren Nurul Hilal didirikan oleh alumni pondok pesantren
Nurul Yaqin, K.M.Nur Kamis yaitu Pada tahun 1952. Sebelum dilaksanakan dilokasi sekarang, proses
belajar mengajar diadakan di berbagai tempat, seperti menumpang dibawah rumah Sabul Bin Mantap.
Pada
tahun 1956, proses
belajar mengajar berpindah ke tanah milik K.M.Nur Kamis. Kemudian pindah ke tanah yang didiami oleh Ibnu
Aman (sekarang). Dilanjutkan ke tanah yang ditempati oleh H. Dawi (sekarang).
Setelah itu, pada tahun 1954-1955 berpindah ke lokasi SD 01 Tg Batu.
Setelah
keadaan ekonomi masyarakat semakin membaik, maka direncanakanlah untuk
membangun tempat yang khusus. Dipihlah lokasi tanah milik Koneng Senin bin
Abdullah.
Tanah kosong
tersebut ada yang dibeli atau digadaikan dengan wakaf dan sumbangan masyarakat
dan dari hasil fitrah serta ada juga hasil wakaf dari H. Bastari. Kemudian,
dibangunlah gedung-gedung belajar yang biayanya diperoleh dari sumbangan
masyarakat, sumbangan tokoh masyarakat, para dermawan dan wali santri
serta dari swadaya murni yang ditentukan perkepala keluarga. pada mulanya
gedung yang dibangun berjumlah 5 lokal. 3 lokal sudah berbentuk permanen,
sedangkan 2 lokal lainnya masih dari kayu.
Pelajaran yang diajarkan mayoritas
ilmu agama dan guru yang mengajar pun banyak.
Aktivitas di madrasah ini dilaksanakan setiap hari kecuali hari jum’at, dimulai
pukul 14:00-16:30/17:00. Semua murid baik laki-laki maupun perempuan memakai
basan/sarung serta baju panjang.
Mudir di
PPNH pertama kali dipercayakan kepada K.M. Nur Kamis, kemudian dipercayakan
kepada H.Su’udi Sahmad, lalu kepada H.Idrus sampai sekarang. Metode yang dipakai dalam melakukan
proses belajar mengajar tersebut yaitu tahriri, syafawi , muthola’ah, muhadoroh, dan ujian silang. Ujian
tersebut di beri nama ujian MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri ).
Sekolah ini
setiap tahunnya selalu mengadakan haflah sebagai tanda sebagian siswa telah
tamat. haflah pernah dilaksanakan di balai, di dekat rumah H.Mat Judah, dekat
rumah Khotib Mat Nur, dekat rumah H.Dawi, hingga akhirnya haflah dilaksanakan
di lokasi PPNH sampai sekarang.
Pondok pesantren ini dibawah
naungan Nurul Hilal yang mempunyai arti Cahaya Bulan Sabit atau Bulan yang Baru
Timbul. Nama ini di usulkan oleh K.M. Nur Kamis.Respon masyarakat sangat baik,
buktinya setiap tahun sekolah ini dapat menambah gedung sekolah serta
memperbaiki sarana prasarana di PPNH.
Yayasan Pendidikan Nurul Hilal
(YPNH) berdiri pada tahun 2000. YPNH ini adalah badan yang
menaungi dan mengelola semua pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Nurul
Hilal. Di bawah naungan Yayasan Pendidikan Nurul Hilal (YPNH) ini
terdapat beberapa tingkatan pendidikan yaitu, TK/TPA (1991), Diniyah Ula
(1952), Tahsinul Quran (TTQ) dan wustho (2007), Madrasah Tsanawiyah
(2000), dan Madrasah Aliyah (2004). Sarana dan prasarana di PPNH meliputi:
kantor, perpustakaan, mushollah, kantin, wc, parkir, tiang bendera,
lapangan futsal, gedung bertingkat, dan pondok, dll.
4.2 Saran
- Respon masyarakat yang baik, sebaiknya
terus ditingkatkan dalam kaitan kerjasama untuk melengkapi kekurangan dan
meminimalisir kendala yang dihadapi oleh pihak pondok pesantren nurul
hilal, sehingga diharapkan kedepan akan semakin maju baik sisi kualitas
maupun kuantitas santri.
- Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Maka
dengan itu, sebaiknya para guru membuat peraturan tentang dilarangnya
membuang sampah sembarangan dilokasi PPNH, supaya lokasi di sekolah ini
bersih dan sehat.
- Setiap sekolah pasti menginginkan
sekolahnya maju. Jadi, sebaiknya guru pada setiap tingkatan
pendidikan mengadakan rapat minimal satu kali dalam satu semester untuk
memajukan PPNH.
- Karya ilmiah ini tentunya masih
terdapat banyak kekurangan, karena data yang diperoleh peneliti masih
kurang lengkap dan waktu yang terbatas, maka penulis menyarankan kepada
pihak lain untuk melakukan penelitian lanjutan supaya bisa mendapatkan
data yang lebih lengkap dan akurat.
SUMBER
Armedi. Interview.Tanggal
20 Februari 2015, di Kantor Ponpes Nurul Hilal.
Abu Bakar. Interview. 15 September 2013, dikediaman
Abu Bakar.
Bastari. Interview. 04 November 2013, dikediaman
H.Bastari.
Herman.
Interview. 13 Oktober 2013, dikediaman Herman.
Idrus.
Interview. 15 September 2013, dikediaman Idrus.
Kamal Anwar,. Interview. Tanggal 16 September 2013, dikediaman Kamal Anwar.
Kamal Anwar,. Interview. Tanggal 16 September 2013, dikediaman Kamal Anwar.
Mulyadi.
Interview. 20 Oktober 2013, dikediaman Mulyadi.
Pasihin,
Parman Parmadi dan Pikri Agustam. Interview.17 Februari 2015, di koperasi.
Sahirillah dkk. 2013. “Mengenal Lebih Jauh Tentang MA Nurul Hilal Senuro”. Senuro.
Sahirillah dkk. 2013. “Mengenal Lebih Jauh Tentang MA Nurul Hilal Senuro”. Senuro.
Saidi
dan Abasiyah. Interview.18 Oktober 2013, dikediaman Saidi.
Sainona.
Interview. 07 September 2013, dikediaman Sainona.
Sihabuddin.Interview.25
Februari 2015, dikediaman Sihabuddin.
Sumarno.Interview.22
Februari 2015, di koperasi Nurul Hilal.
Sumiati
dan Halimatussa’diyah. Interview. 10 November 2013, di kediaman Sumiati.
Syamsi
dan Habsa. Interview. Tanggal 20 September 2013, dikediaman Syamsi.
Umar Dani dkk. Interview. 03 November 2013, dikediaman Dani Umar.
Umar Dani dkk. Interview. 03 November 2013, dikediaman Dani Umar.
Wahab,
Abdul. Interview. 20 September 2013, dikediaman Abdul Wahab.
Zainuddin, Hendra dkk. 1999. Sewindu Forpess. Palembang: Forum Pondok Pesantren Sumatera Selatan (FORPESS).
Tulisan
diatas kami tulis berdasarkan hasil tugas penelitian kelompok 1 mata pelajaran
Sejarah waktu kami sekolah di MA Nurul Hilal lulusan tahun
2013-2014. Tulisan diatas juga telah sedikit diedit dari aslinya dan juga
telah beberapa kali diperbaharui dan ditambahkan beberapa topik
baru. Mohon maaf bila terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam
penulisan ini. Semoga bermanfaat. wassalamu'alikum.
Subhanallah.. bermanfaat sekali informasinya.. selain sebagai tugas, ku kira ini adalah bukti kecintaan mu pada pondok ini
BalasHapusTerimakasih, isi dari postingan ini masih dalam proses perbaikan dan penambahan,saya masih mencari info2 terbarunyya untuk ditambahkan ke postingan ini, jadi mohon kritik dan sarannya ya,,
Hapus