BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tanah
air adalah tempat (wilayah) kelahiran kita. Disana kita
tumbuh berkembang dengan mencari rezeki, bertahan hidup, dan sebagainya.
Tanah
air (wilayah) dihuni oleh beberapa kelompok yang terdiri dari beberapa anggota
(individu). Mereka saling berinteraksi, bekerjasama dan bergotong groyong dalam
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Yang
namanya tanah air/suatu wilayah tidak terlepas dari asal usul berdirinya.
Seperti halnya wilayah Indonesia yang
pernah dijajah selama 350 tahun dan dengan kerja kelas, doa para pejuang
Indonesia bertekad untuk merebut kemerdekaan meskipun dengan harta bahkan
nyawa. Semangat patritisme mereka berkobar- kobar dalam menghadapi penjajah.
Pada
sekarang ini, kita tidak perlu lagi mengerbankan nyawa untuk merebut
kemerdekaan tapi, kita sebagai generasi muda menghargai pengorbanan para pejuang dan mengisi kemerdekaan sekarang
ini seperti belajar dengan sungguh-sungguh menghindari pergaulan bebas,
terutama mengetahui asal-usul tempat tinggal kita.
Sebagai
seorang pelajar wajiblah bagi kita untuk mengetahui, memahami, dan meneliti
asal muasal tempat kelahiran kita supaya kita mengetahui jati diri
kita yang sebenarnya oleh karena itulah, pada
kesempatan ini kami mencoba menelusuri tentang “SEJARAH DAN ASAL
MULA DESA SENURO”.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas,maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Bagaimana asal-usul Desa
Senuro?
2.
Kapan terbentuknya Desa Senuro?
3.
Mengapa dinamakan Desa Senuro?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini
bertujuan:
a.
Untuk mengetahui asal-usul terbentuknya Desa Senuro.
b.
Untuk mengetahui kapan terbentuknya Desa Senuro.
c.
Untuk mengetahui mengapa dinamakan Desa Senuro.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Desa Senuro
Putri Pinang masak
Konon menurut ceritanya pada 350 tahun yang lalu,
tersebutlah seorang putri yang bernama nafisa dan bergelar juga dengan
"Putri pinang masak" putri
berasal dari banten (jabar) dan bermukim di empat ulu laut Palembang. Di
palembang pada masa itu di pimpin oleh seorang raja yang lebih terkenal dengan
sebutan "sunan" sunan ini terkenal mempunyai kegemaran dengan
mengumpulkan gadis-gadis cantik untuk di jadikan dayang-dayang istana.[1]
Terdengarlah suatu berita yang sampai kepada sunan bahwa
tepatnya di empat ulu laut palembang ada
seorang putri yang bernama nafisa dan bergelar "putri pinang masak"
yang sangat cantik dan tiada tandingannya di seluruh kerajaan palembang serta
menjadi pembicaraan hangat para pemuda
di seluru negeri sehingga bagi para pemuda berlomba-lomba untuk memiliki sang
putri, konon menurut cerita kecantikan putri itu akhirnya sampai juga ke istana
sunan, alkisah pada suatu ketika timbullah hasrat di hati sunan untuk
mambuktikan cerita akan putri yang terkenal
cantik itu.[2]
Benarkah apa yang menjadi perhatian anak-anak muda pada
waktu itu, timbullah hasrat di hati
sunan untuk melihat dari dekat akan putri itu dan kalau memang benar akan di
jadikan sebagai dayang penamba dayang-dayang yang ada dalam istana dengan serta
merta sunan Palembang langsung mengutus beberapa pengawal istana untuk
menjemput putri pinang masak itu ke istana. Tentang
berita istana ini, sebelum pengawal datang menemui putri pinang masak, sang
putri sendiri sudah mengetahuinya lebih dahulu sehingga putri sangat bersedih hati dan bermuram durja.[3]
Putri
sendiri merasa dan berfikir bagaimana
akal agar terhindar dari mala petaka yang menimpa dirinya. Sang putri pinang masak berpikir lebih baik
mati dari pada menjadi dayang sunan. Untuk menghindar dari perintah sunan tidak
bisa karena kekuasaan sunan sangat kuat dan mempunyai hulu balang dan pengawal
yang sangat kuat dan gagah berani sedangkan putri pinang masak adalah seorang
yang tak berdaya sama sekali di bandingkan kekuasaan sunan.
Sang putri dan keluarganya berpikir dan merenung akan
nasibnya, maka timbullah suatu tipu muslihat untuk mengelabui istana di mana
sebelum jemputan datang sang putri merebus jantung pisang setelah rebusan agak
dingin lalu di mandikannya pada seluruh badan sang putri. Kemudian akibat dari
air rebusan jantung pisang ini tubuh putri pinang masak menjadi hitam pekat, sehingga kecantikannya menjadi pudar sama sekali. Bukan
itu saja akan tetapi sangat kotor dan menjijikkan bagi orang yang melihatnya. Keadan
demikian sengaja di biarkan putri sambil mengurung dirinya di dalam kamar tidur
hingga jemputan istana tiba. Diwaktu tubuh sang putri buruk ini tiba-tiba
datanglah pengawal istana untuk menjemput putri pinang masak guna menjalankan
perintah sunan. Tatkala pengawal melihat rupa sang putri mereka sangat heran
dan ragu-ragu apakah benar orang
tersebut adalah putri pinang masak yang kecantikannya menggemparkan seluruh
negeri pada waktu itu. Pengawal sudah
terpikir untuk membawa sang putri ke istana mengingat perintah yang tak boleh
di langgar akhirnya dapat juga sang putri di persembahkan kehadapan sunan
ketika beliau melihat wajah sang putri yang dalam berita bukan main cantiknya
dan beritanya tersebar luas ke seluruh pelosok negeri itu maka sunan pun sangat
terkejut dan sangat murka dengan tidak berpikir panjang lagi dengan secara
kasar di usirlah sang putri untuk meninggalkan istana seketika itu juga maka
dengan bergegas sang putri pun meninggalkan istana, lalu kembali kerumahnya. Bagaimana
senang dan gembiranya hati sang putri tak dapat di bayangkan karena tipu
muslihatnya berhasil dengan baik.[4]
Alkisah
menurut yang punya cerita putri pinang masak tak putus-putusnya dirundung
kesedihan “Malang tak dapat di tolak mujur tak dapat diraih". Rupanya
berita kecantikan putri pinang masak masih tetap tersebar luas di
seluruh kalangan pemuda-pemuda dan selalu menjadi
pembicaraan utama dan masing-masing berkeinginan
untuk memilikinya, lebih-lebih
pada anak raja. Konon
kabarnya ada saja yang sampai tergila-gila. Hal
ini pun akhirnya sampai juga ke istana dan langsung kepada sunan. Setelah
mendengar berita tersebut sunan sendiri merasa tertipu dan dalam hatinya timbul
hasrat untuk menyelidiki keadaan putri yang sebenarnya,
karena atas perintah sunan sendiri telah
perna datang ke istana dan di usir oleh beliau secara kasar. Setelah beberapa
lama para siasat menjalankan tugasnya dengan seksama, dan dengan susah paya akhirnya dapat membuktikan bahwa berita yang tersiar itu memang benar adanya. Dari
hasil penyelidikan dapat
di ketahui bahwa putri pinang masak sangat cantik dan tiada tolak bandingnya diseluruh
negeri dan juga disampaikan bahwa kala putri pinang masak di hadapkan kepada sunan
beberapa waktu yang lalu sang putri meruba parasnya menjadi sangat buruk
dan menjijikan karena sang putri tidak
suka dijadikan dayang.[5]
Dengan
adanya laporan dari kepala siasat itu timbullah kemurkaan sunan yang amat
sangat karena beliau merasa sangat tertipu oleh putri pinang masak. Kemudian
segeralah diperintahkan hulu balang dan beberapa pengawal agar dengan secara
paksa menangkap sanga putri dan membawanya ke istana. Adapun berita tentang
penangkapan ini segera pula sampai di telinga sang putri. Bagaimana
sedih dan pilunya hati sang putri pada waktu itu tidaklah dapat
di bayangkan, sambil bermuram durja ia mendekati sahabatnya dan berpikir untuk berlindung bagaimana akal dan
ikhtiarnya untuk dapat melepaskan diri dari tangkapan sunan.
Setelah
berselang berapa saat di dapat suatu keputusan satu-satunya ialah melarikan
diri. Pada suatu malam bersama-sama dengan dua orang sahabat yang setia
dan dua orang pengawal berangkatlah mereka dengan sebuah perahu menuju sungai ogan. Berbulan-bulan
mereka mengarungi sungai dan lebak dengan menghindari kejaran pengawal istana
akhirnya sampailah mereka pada suatu lebak sangat luas yang telah di namakan
lebak meranjat. Dan pada suatu teluk yang di namakan dengan teluk lebak rejang
mereka di hadapkan ke teluk tersebut dan langsung melalui sebuah paya (payo/sungai)
yang sangat jernih airnya. Pada
suatu tempat dimana di perkirakan tak mungkin lagi dapat di temukan oleh pengawal
istana mereka bermukim di tempat itu. Kedatangan
sang putri di ketahui oleh penduduk di sekitarnya dan
tiada lama tempat itu semakin ramai dan akhirnya menjadi sebuah dusun yang
bernama dusun "SENURO". Nama
ini di ambil dari nama sang putri karena sejak ia berdiam di tempat itu ia
menyebut namanya putri
"SENURO".[6]
Putri
pinang masak di tempat ini hidup bersama dua orang dayang satu orang
disebut dengan juru payung, satu orang
lagi disebut dengan juru sire dan dua orang lagi pengwal yakni satu orang hulu
baling dan satu orang lagi juru pedang. Dengan
sangat ketat mereka bertekad akan menjaga sang putri sampai titik-titik darah
penghabisan. Ditempat yang
baru ini pun sang putri menjadi incaran para pemuda terutama anak orang yang terkemuka, dan
di tempat yang baru inipun sang putri pinang masak mengajarkan beberapa kepandaiannya
kepada gadis-gadis antara lain anyaman-anyaman seperti BAKUL dan sampai
sekarang wanita-wanita dusun senuro masih sangat pandai dan mahir menganyam bakul ini. Dan konon menurut sebuah cerita putri pinang masak ini
pandai menganyam bakul yang tidak tembus oleh
air.[7]
Tidak
berapa jauh dari tempat tinggal sang putri terdengarlah berita seorang pelarian dari
palembang yang bernama ABDUL HAMID. Beliau
adalah seorang ahli pertukangan kayu dan pengrajin pande mas. Di
tempat ini beliau lebih terkenal dengan nama SANG SUNGGING. Abdul hamid juga mengajarkan
beberapa keahlian kepada penduduk asli dan sampai
sekarang ilmu pertukangan dan pande mas masih di miliki rakyat dan menjadi mata
pencaharian sebagian besar panduduk di daerah ini. Sang sungging dan Putri pinang masak ini
sering mengadakan pertemuan dan dalam pertemuan tertentu mereka sering
menunjukkan keahlian masing-masing. Dan di ceritakan pada suatu hari pernah
sang sungging ini minta masakan gulai pada sang putri pinang masak, lalu di
masakkannyalah oleh sang putri, setelah gulai itu selesai di masak maka di buatkanlah
oleh sang putri sebuah bakul bertudung untuk tempat gulai tersebut dan langsung
di kirimkan kepada sang sungging. Dan setelah gulai itu sampai pada sang sungging kemudian bakul gulai itu
di bukanya dan ternyata isinya gulai yang di pesan tempo hari, betapa herannya
beliau karena sedikit pun air gulai tersebut tak menetes keluar, setelah
gulainya habis di makan lalu bakul itu dikirimnya kembali kepada putri senuro
dengan di isi umbang sugu yang
panjangnya 9 (sembilan) depa. Dengan hati gembira sang putri menerima
balasan ini lalu di buka seketika itu juga, setelah di buka sang putri sangat
terkejut ternyata umbang sugu, lalu di keluarkanlah oleh sang putri dan di
uraikan sambil di ukur, alangkah kagumnya sang putri karena umbang sugu
tersebut sampai sembilan depa sang putri.[8]
Kemudian disuatu hari sang putri senuro jatuh sakit dan
sakitnya kian lama kian parah sehingga
putri merasa ia akan wafat. Pada saat terakhir dan kritis inilah putri
pinang masak masih sempat menyatakan sumpah atau berdo'a yang terkenal, sumpah
itu berbunyi sebagai berikut “AKU MOHON PADA TUHAN AGAR ANAK CUCU KU KELAK
DI KEMUDIAN HARI JANGAN CANTIK
SEPERTI AKU KARENA KECANTIKAN ITU AKAN MEMBAWA KESENGSARAAN SEPERI AKU”.
Setelah putri mengucapkan sumpah
tersebut maka putri pinang masak pun menghembuskan nafas penghabisan. Beliau
wafat meninggalkan dua orang sahabat setia dan dua orang pengawal yang sangat
setia. Bagi anak cucu putri pinang masak hal itu menjadi lambang kaum wanita
yang menjunjung tinggi martabat kaumnya.
Foto Makam Putri Pinang Masak:
Foto Makam Putri Pinang Masak:
B.
Sejarah Masuknya Agama Islam Di Desa Senuro
Dari beberapa literatur, baik yang bersumber dari penulis barat dan
pribumi, Islam masuk di Indonesia sekitar akhir abad ke 7 atau awal abad ke 8 masehi.
Asumsi semacam ini, diantaranya dapat dilihat dari beberapa
pendapat ahli sejarah, seperti: Abu Bakar Aceh, mengungkapkan bahwa “Mula
pertama kali Islam masuk ke Indonesia adalah di Aceh, yang di bawa oleh
saudagar India dari daerah Gujarat dan juga para mubaligh dari bangsa Arab. Ini
di buktikan dengan mazhab pertama yang di ikuti di aceh adalah Syi’ah dan
Syafe’i.
Sementara Hamka dalam seminar yang berlangsung di Medan
mengungkapkan bahwa Islam disebarkan ke beberapa wilayah termasuk di Indonesia
dengan cara damai, tidak dengan kekerasan apalagi dengan peperangan. Ia masuk
secara berangsur-angsur dimulai abad pertama hijrah (abad 7 M), yang dibawa
oleh saudagar Islam dari tanah arab dan diikuti oleh orang-orang Persia dan
Gujarat. Mazhab Syafe’i yang cukup berpengaruh di awal-awal perkembangan itu,
telah membuat raja Islam Samudera Pasai menjadi seorang ahli fikih dalam mazhab
Syafe’i. sementara kedatangan para Ulama luar negeri ke Aceh, justru memperkokoh
ideologi mazhab Syafe’i yang telah ditanamkan oleh para raja pasai.
Dari hasil seminar yang berlangsung di Medan tanggal 17-20 maret
1963, diperoleh kesimpulan, bahwa daerah yang pertama kali didatangi Islam
adalah Pesisir Sumatera, dan setelah terbentuknya masyarakat Islam, raja Islam
yang pertama berada di Aceh. Islam di Indonesia itu mula pertama dibawa oleh
para muballigh yang juga berstatus sebagai saudagar. Dan kedatangannya ke
Indonesia telah membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk
kepribadian bangsa Indonesia.
Dalam salah satu sumber ditulis bahwa kerajaan Sriwijaya yang Ibukotanya
Palembang, pada abad 7 M tercatat sebagai sebuah kerajaan yang besar dan kuat.
Palembang yang terletak pada Muara Sungai Musi telah menjadikannya sebagai
sebuah Bandar dan pusat perdagangan terbesar dan terpenting serta strategis di
Asia Tenggara. Dan ini membuat Palembang waktu itu menjadi tempat pertemuan
berbagai bangsa yang masih membawa kebudayaan, istiadat dan kepercayaan (agama)
tersendiri. Misalnya bangsa India, Birma, Arab Keling.
Pada dasar inilah kira-kira Islam masuk ke desa Senuro pada abad 7
. Karena pada saat itu sudah banyak saudagar yang beragama Islam masuk ke
wilayah Sumatera, khususnya kerajaan Sriwijaya.
C.
Sistem pemerintahan di Desa Senuro
Sebelum Desa Senuro berkembang dahulunya desa ini di
pimpin oleh seorang krio (laki-laki).Orang-orang yang pernah menjabat sebagai
krio yaitu Mat jen, Mat Judah, Mat Cek, Nasir, Muhammad Ahadi.[9]
Setelah desa ini di mekarkan menjadi dua barulah di
pimpin oleh dua orang kepala desa, tujuan pemekaran ini untuk mempermudah
pelayanan kepada masyarakat.[10]
Syarat-syarat menjadi kepala desa di
Senuro :
Ø Mempunyai
ijazah SMP/sedrajat
Ø Umur minimal 20
tahun
Ø Mempunyai
kemauan
Walaupun syarat-syaratnya tidak terlalu sulit, kebanyakan
masyarakat desa Senuro tidak ingin menjadi kepala desa di karenakan mereka
tidak mau mengambil resiko.[11]
D.
Letak
dan Batas Desa
Desa
Senuro merupakan satu desa yang berada diwilayah kecamatan tanjung batu
kabupaten Ogan ilir (OI), letaknya lebih kurang 4,5 km dari Ibu Kota Kecamatan
Tanjung Batu. Desa Senuro ini membentang dari barat ketimur
terdiri dari tujuh baris jalan, kri kanan
jalan ada rumah penduduk.[12]
Disebelah
utara desa ini terdapat sungai kecil yang digunakan penduduk setempat untuk
keperluan sehari-hari, seperti mencuci pakaian, kebutuhan minum atau mandi. Desa
Senuro ini hanya terdiri dari dua kampung yang hanya dipisahkan oleh jalan raya.
Luas Desa Senuro lebih
kurang 2.500 ha dengan batasan sebagai berikut: sebelah barat dan utara
berbatasan denganperkubunan tebu Cinta Manis(PTPXXI dan XXII). Sebelah timur
berbatasan dengan Desa Pajarbulan dan Tanjung Batu.Sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Tanjung Lalang.[13]
Sekarang Desa ini di
mekarkan menjadi dua, yaitu Desa Senuro Barat dan Desa Senuro Timur. Desa
Senuro Barat berbatasan dengan PTPN VII Cinta Manis sebelah utara, Tanjung Batu
Seberang dan Tanjung Tambak sebelah selatan, Senuro Timur sebelah timur, dan
Tanjung Lalang di sebelah barat.[14] Sedangkan Desa Senuro Timur berbatasan
dengan Senuro Barat sebelah barat, Pajar Bulan sebelah timur, Tanjung Batu
Seberang sebelah selatan, dan PTP Royan I di sebelah utara.[15]
E.
Keadaan Mata Pencaharian
Penduduk
Tanah
di Desa Senuro ini sangat cocok untuk tanah perkebunan, sedangkan untuk persawahan tidak cocok. Diketahui bahwa umumnya penduduk setempat bekerja sebagai petani upahan. Selain bekerja
sebagai petani ada juga yang bekerja
sebagai pegawai negri, perawat, petani pemilik kebun, industri kecil, dagang dan
tukang bangunan.[16]
F.
Pendidikan Masyarakat Desa Senuro
Untuk mengurangi jumlah masyarakat yang buta huruf di
Desa senuro, pemerintah setempat
membangun sarana pendidikan berupa gedung sekolah dasar, yaitu sekolah
Dasar Negeri 08 dan sekolah Dasar Negeri
22 dan satu Madrasah yaitu madrasah
Nurul Hilal setingkat sekolah Dasar, satu madrasah
Tsanawiyah setingkat 'SLTP', serta madrasah aliah setingkat dengan ‘SLTA’.[17]
G.
Kebudayaan Masyarakat Desa Senuro
Sebagai masyarakat sosial, masyarakat Desa Senuro
tentu mempunyai suatu kebudayaan yang harus
dipertahankan dan dibina seperti
cara hidup bergotong-royong,
adanya persatuan amal kematian,
ikatan ramaja mesjid dan pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu. Mereka hidup dalam suasana damai dan penuh dengan
kekeluargaan. Asas hidup gotong-royong sangat
tumbuh subur dalam
kehidupan mereka. Hal ini
terlihat dalam kehidupan
sehari-hari mereka selalu menyelesaikan
pekerjaan berat secara bersama-sama atau
saling bantu-membantu seperti dalam
upacara perkawinan, kematian,
membangun rumah baru, dan lain sebagainya.
Kemudian
salah satu bentuk kebudayaan masyarakat setempat yaitu adanya ikatan remaja mesjid. Adanya ikatan remaja masjid
guna menampung semua aspirasi para
remaja setempat. Ikatan remaja masjid juga membantu setiap
kegiatan-kegiatan yang bersifat keislaman yang diadakan oleh para
pengurus masjid.[18]
Di
samping itu masyarakat sangat mencintai kebudayaan bidang kesenian. Baik
seni suara maupun seni kerajinan tangan
dan rebana atau sarapalanam, dan lain-lainnya. Di Desa Senuro ajaran
Islam sangat mempengarui akan
kebudayaan-kebudayaan yang telah
tumbuh di masyarakat.
H.
Komunikasi dan Transportasi
Dahulu
komunikasi di Desa Senuro masih bersifat tradisional,
seperti kentongan untuk memanggil masyarakat berkumpul. Sebagai makhluk sosial
yang sangat
membutuhkan bantuan orang lain, baik di dalam desa maupun masyarakat yang berada
di luar desa. Masyarakat hidup dalam suasana damai dan komunikasi sesama
anggota masyarakat yang lancar.
Di
sisi lain, dalam masalah komunikasi ini adalah bagaimana mereka berkomunikasi ke
luar untuk mengadakan hubungan keluar. Dari
segi informasi juga tidak mengalami hambatan, misalnya berkirim surat, karena sudah ada sebuah kantorpos walaupun letaknya
di Kecamatan Tanjung Batu. Demikian juga dalam
penerimaan informasi, baik yang berupa surat kabar maupun informasi yang
diperoleh dari radio, televisi maupun telepon. Sekarang barang-barang
komunikasi seperti handphone (hp) sudah
banyak masyarakat yang memilikinya.
Semuanya itu telah banyak dimiliki oleh masyarakat Desa Senuro dari berbagai
jenis maupun ukurannya.
Dalam
bidang transportasi
dapat dikatakan lancar walaupun jalan yang menghubungkan Desa Senuro dengan
desa lainnya aspalnya banyak berlobang. Kelancaran perhubungan
dalam hal transportasi ini dikarenakan
masyarakat telah banyak memiliki berbagai
sarana transportasi tersebut, seperti sepeda, motor, maupun kendaraan roda
empat atau mobil. Jadi dalam hal tansportasi tidak ada
permasalahan dan dapat dikatakan
lancar.[19]
I.
Keadaan Sosial Keagamaan
Masyarakat Desa senuro Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten
ogan Ilir, yang berjumlah lebih kurang 3.595 jiwa
orang itu seluruhnya beragama Islam.
Masyarakat Desa Senuro sejak dulu sudah memeluk agama Islam, karena dilihat dari
sejarah Desa Senuro berasal dari
pindahan Desa Petai untuk berkebun sehingga menetap di kebun dan dijadikan sebuah desa, sedangkan dari
Desa Petai itu sendiri sudah memeluk agama Islam, walaupun pengetahuan tentang
Islam penduduk Desa Senuro kurang mendalami
karena masih bercampurnya ajaran Islam dengan ajaran nenek moyang
yang mempercayai roh-roh yang
ada disekitar manusia,
adat-adat yang diwarisi oleh
para nenek moyang terdahulu yang
menurut mereka memiliki
kekuatan-kekuatan tertentu.
Masyaakat
Desa Senuro sejak dulu telah memeluk Islam,
karena dilihat dari peninggalan
keramat Putri Pinang masak. Ditemukannya peninggalan putri yaitu sajadah
(tikar sembayang) dan dari kuburan puri itu memiliki persamaan dengan kuburan
umat Islam yaitu menghadap
arah kiblat.
Dengan
demikian, sudah jelas bahwa masyarakat Desa senuro dari dulu sudah memeluk
agama Islam, walaupun pemahaman masyarakat tentang Islam terdapat adanya percampuran
antara agama dan kepercayaan yang diwarisi turun-temurun dari nenek moyang
sampai sekarang.
Kehidupan
beragama pada masyarakat Desa Senuro dapat dikatakan baik yang tampak dalam
kehidupan mereka sehari-hari diwarnai dengan keagamaan, seperti upacara perkawinan, pindah rumah, khitanan,
kematian, dan lain sebagainya.Dari
segi ketaatan dalan menjalankan ajaran-ajaran agama seperti shalat, puasa,
dan lain sebagainya dapat dikatakan baik. Pada waktu shalat maghrib berjamaah
hingga sampai shalat isya'. Di samping itu dalam seminggu di adakan pengajian
bapak-bapak di masjid maupun di musholah dan pengajian ibu-ibu di rumah maupun dimasjid.
Kemudian
pengajian anak-anak melalui TK/TPA Al-Qur’an yang dilaksanakan pada waktu
menjelang maghrib dan setelah maghrib. Di samping itu kaum remaja juga
melakukan pengajian melalui ikatan remaja masjid maupun remaja musholah yang
dilaksanakan satu kali dalam seminggu.
Untuk
merealisasikan perintah-perintah agama, seperti shalat maka masyarakat Desa
Senuro telah memiliki sebuah masjid yang diberinama masjid at-taqwa. Kondisinya sangat baik. Masjid ini tidak hanya digunakan untuk
mengerjakan shalat saja,akan tetapi dipergunakan juga tempat berajar anak-anak mereka
dan dipergunakan juga sebagai tempat perayaan hari-hari besar Islam, seperti:
maulid nabi Saw, Isra' Miraj, shalat tarawih, dan lain-lain yang bersifat
ritual keagamaan. Selain masjid
juga terdapat 4 buah musholah yaitu: Nurul Hilal, Darul Ibadah, Miftahul
Jannah, Al-Ikhlas.[20]
Foto Tugu Selamat Datang di Desa Senuro:
Foto Masjid At-Taqwa Desa Senuro:
Foto Musolla Miftahul Jannah Senuro
Foto Musolla/Langgar Darul Ibadah Senuro (disaat belum direnovasi)
Foto Musolla Al-Ikhlas Senuro
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdirinya
suatu desa tentunya tidak hanya merupakan suatu kebetulan saja. Begitupun
hal nya dengan Desa Senuro. Dibalik perkembangannya yang sangat
sinifikan terdapat kisah-kisah menarik awal berdirinya desa ini.
Kisah
tersebut berawal dari tersebarnya berita kecantikan seorang putri nan elok yang
bernama Putri Pinang Masak. Berita ini sampailah ketelinga sunan dan sunan
tersebut berencana untuk menjadikan putri sebagai dayang. Putri melakukan
beribu cara untuk menghindari rencana sunan namun tetap saja gagal.
Akhirnya
putri melarikan diri dan sampailah disuatu tempat, disana ia bertemu dengan
Sang Sungging. Lama putri berdiam disana sampai suatu ketika putri jatuh sakit
dan akhirnya ia wafat. Sebelum ia wafat, ia sempat mengatakan sebuah sumpah
yang sampai sekarang masih terkenal.
Tempat itu
sekarang dinamakan Desa Senuro. Seperi desa-desa lainnya Islam juga
masuk ke desa ini dan perkembangan desa ini sangat pesat mulai dari sistem
pemerintahan, transportasi, mata pencaharian, dan lain sebagainya.
B.
SARAN
Dengan
adanya tugas seperti ini, kami berharap kepada msyarakat Desa Senuro terutama
para remaja sebagai generasi penerus mengetahui asal-usul tempat kita tinggal
karena bisa saja kalau tidak demikian, di desa kita ini tidak ada satupun orang
yang tau asal-usulnya. Kami juga mengharapkan supaya kita bisa
mencintai hal-hal yang terdapat di desa ini terutama tentang adat istiadat di
desa ini.
SUMBER
Muaz, Abdi. 2004.Upacara Sedekah Piaro di Desa Senuro.Senuro
Sudirman, wawancara, Rumah Sudirman, 01 September 2013
Zainuddin, wawancara, Rumah Zainuddin, 07 September 2013
Mak Keduk, wawancara, Rumah Mak Keduk, 07 september 2013
Mak Teguh, wawancara, Rumah Mak Teguh, 09 September 2013
Mat Yasit,wawancara, Rumah Mat Yasit, 12 September 2013
Mak Sarinah, wawancara, Rumah Mak Sarinah, 17 September 2013
Zainudi, wawancara, Rumah Zainudi, 19 September 2013
Mak Kojon, wawancara, Rumah Mak Kojon, 21 September 2013
Busroh, wawancara, Rumah Busroh, 22 September 2013
Pa’I, wawancara, Rumah Pa’I, 29 September 2013
Damri, wawancara, Rumah Damri, 04 Oktober 2013
Hasan, wawancara, Rumah Hasan, 04 Oktober 2013
Yunus, wawancara, Rumah Yunus, 11 Oktober 2013
Abdul Hamid, wawancara, Rumah Abdul Hamid, 23 Oktober 2013
Kumar, wawancara, Rumah Kumar, 23 Oktober 2013
Bastari, wawancara, Rumah Bastari, 12 Desember 2013
Zainuddin, wawancara, Rumah Zainudduin,02 April 2014
[1] Busro, wawancara,
Rumah Busro, 22 September 2013
[2]Mak Sarina, wawancara,
Rumah Sarina, 7 September 2013
[3] Mak teguh, wawancara,
Rumah Mak Teguh, 9 September 2013
[4] Mak keduk, wawancara,
Rumah Mak Keduk, 7 September 2013
[5] Sudirman,
wawancara, Rumah Sudirman, 1 September 2013
[6] Mat yasit, wawancara,
Rumah Mat Yasit, 12 September 2013
[7] Abdul hamid, wawancara,
Rumah Abdul Hamid, 23 Oktober 2013
[8] Loc cit
[9] Zainuddin, wawancara,
Rumah Zainuddin, 07 September 2013
[10] Zainuddin, wawancara,
Rumah Zainuddin, 02 April 2014
[11] Pak komar, wawancara,
Rumah Pak Komar, 19 September 2013
[12] Zainudi, wawancara,
Rumah Zainudi, 12 September 2013
[13]Abdi muaz.Upacara Sedekah Piaro di Desa Senuro.senuro. 2004
Tulisan diatas kami tulis berdasarkan hasil tugas penelitian kelompok 2 mata pelajaran Sejarah waktu kami sekolah di MA Nurul Hilal lulusan tahun 2013-2014. Tulisan diatas juga telah sedikit diedit dari aslinya dan juga telah beberapa kali diperbaharui dan ditambahkan beberapa topik baru. Mohon maaf bila terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan ini. Semoga bermanfaat. wassalamu'alikum.
0 comments:
Posting Komentar