INOVASI
DAN GLOBALISASI PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
sera keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Masalah
utama yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia antara lain masalah
pemerataan, relevansi, efisiensi, serta efektivitas pendidikan. Untuk mengatasi
hambatan tersebut, maka perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan atau
pembelajaran. Peningkatan kualitas tersebut tidak akan dicapai tanpa adanya
inovasi yang dapat menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan zaman. Inovasi
merupakan suatu siklus yang akan berputar terus-menerus menuju perbaikan.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
ruang lingkup inovasi pendidikan?
2. Apa pengertian diskoversi
dalam pendidikan ?
3. Apa pengertian invensi
dalam pendidikan ?
4. Apa pengertian inovasi
dalam pendidikan?
5. Apa pengertian globalisasi
dalam dunia pendidikan?
6. Bagaimana
pendidikan modernisasi itu?
C. Tujuan
1. Untuk meengetahui bagaimana
ruang lingkup inovasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui pengertian diskoversi
dalam pendidikan.
3. Untuk mengetahui pengertian invensi
dalam pendidikan.
4. Untuk mengetahui pengertian inovasi
dalam pendidikan.
5. Untuk mengetahui pengertian globalisasi
dalam dunia pendidikan.
6. Untuk mengetahui bagaimana
pendidikan modernisasi itu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Inovasi Pendidikan
Secara
etimologi, inovasi berasal dari bahasa Latin, yaituinnovaation yang
berarti pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanyainnovo,yang artinya memperbarui
dan mengubah. Jadi, inovasi adalahperubahan baru menuju arah perbaikan dan
berencana (tidak secarakebetulan).[1]Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan sebagai pembaharuan atau pemasukan
satu pengenalan halhal yang baru; penemuan baru yangberbeda dari yang sudah
ada atau yang sudah dikenal sebelumnya,yang (gagasan, metode atau alat).[2]
Menurut Hamidjojo, yang dikutip Abdulhak (2002), inovasi pendidikan sebagai “suatu perubahan
yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal (yang ada) sebelumnya dan
sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu,
termasuk dalam bidang pendidikan”. Inovasi tidak hanya sekedar terjadinya
perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan lainnya.Dalam perubahan yang
tergolong inovasi disamping terjad i yang baru mesti terdapat unsur
kesengajaan, unsur kualitas yang lebih baik dari sebelumnya dan terarah pada
peningkatan berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.[3]
Inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untukmemecahkan
masalah pendidikan. Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan
ataupun pemikiran cemerlang di bidang pendidikan yang bercirikan hal baru
ataupun berupa praktik-praktik pendidikan tertentu ataupun berupa produk dari
suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan
tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan pendidikan
yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan pendidikan ataupun proses pendidikan
tertentu yang terjadi di masyarakat.[4]
Menurut Hamidjojo (1974) tujuan utama inovasi, adalah meningkatkan sumber-sumber
tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi
pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana
serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya
(menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan
sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Secara sistematis arah tujuan inovasi pendidikan
Indonesia adalah :
1. Mengejar berbagai ketinggalan dari
berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sehingga pada akhirnya pendidikan
di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan berbagai kemajuan tersebut.
- Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis, jalur dan
jenjang yang dapat
melayani setiap warga Negara secara merata
dan adil.
- Mereformasi sistem pendidikan Indonesia yang lebih: efisien dan
efektif, menghargai
kebudayaan
nasional, lancar dan
sempurnanya sistem informasi kebijakan, mengokohkan identitas dan
kesadaran
nasional, menumbuhkan
masyarakat
gemar belajar, menarik minat
peserta didik, dan banyak
menghasilkan
lulusan yang benar-benar
diperlukan
untuk berbagai bidang
pekerjaan yang ada di kehidupan masyarakat.[5]
B.
Diskoveri
dalam Pendidikan
Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu
yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan
itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika.
Sebenarnya benua Amerika sudah ada sejak lama tetapi baru ditemukan oleh
colombus pada tahun 1492. Maka dikatakan Columbus menemukan benua Amerika,
artinya Columbus adalah orang Eropa yang pertama kali menemukan benua Amerika.[6]
Anna (1989) memberikan penjelasan secara
harfiah diskoveri berarti membuka tutup.
Artinya sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada di dalamnya belum diketahui orang. Seperti
adanya perubahan pandangan dari geosentrisme menjadi heliosentrisme dalam
astronomi. Nicolas Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun guna melakukan
pengamatan dan perhitungan untuk menyatakan bahwa bumi berputar pada porosnya,
bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, bahwa planet-planet lain
juga berputar mengelilingi matahari. Suatu kesalahan besar yang ia perbuat
adalah bahwa ia yakin semua planet (termasuk bumi dan bulan) mengelilingi
matahari dalam bentuk lingkaran. Penemuan ini menggugah Tycho Brahe melakukan
pengamatan lebih teliti terhadap gerakan planet. Data pengamatan kemudian
membuat Johanes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang
tepat. Penemuan ketiga tokoh tersebut merupakan ”discovery”.[7]
Banyak ahli pendidikan yang menyamakan arti
antara discoverydan inquiry, sedangkan yang ahli pendidikan
lainnya membedakan artinya. Carin (1985) menyatakan bahwa ”discovery” adalah
suatu proses mental di mana individu
mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Dengan perkataan lain, ”discovery”
terjadi apabila individu terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep atau prinsip. Misalnya, seseorang menemukan apakah
energi itu? berarti ia membangun konsep tentang energi, selanjutnya ia
menemukan suatu prinsip ilmiah ”energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain (energi
listrik berubah menjadi energi gerak dan sebaliknya)”. Sementara
inquiry adalah perluasan
proses discovery, inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih
tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah sendiri, mendesain eksperimen,
mengimplementasikan eksperimen, me-ngumpulkan dan menganalisis data dan
menyimpulkan sendiri.
Untuk dapat melakukan discovery, seseorang
mengimplementasikan proses mental yang tergolong ”keterampilan proses”. Secara
umum, keterampilan proses dapat diartikan sebagai keterampilan yang dimiliki
oleh para ilmuwan dalam memperoleh
pengetahuan, dan mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan tersebut berarti
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, serta perbuatan secara efisien dan
efektif untuk mencapai hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dapat diartikan, bahwa
keterampilan proses meliputi kemampuan olah pikir serta kemampuan olah
perbuatan.
Dahar (1985) mengemukakan pendapat Gagne yang
menyatakan bahwa pengetahuan hanya dapat diperoleh jika seseorang memiliki
kemampuan-kemampuan dasar tertentu. Kemampuan dasar yang dimasudkan itu adalah
keterampilan proses yang dapat dibedakan atas keterampilan proses dasar dan
keterampilan proses terintegrasi (Subiyanto, 1988). Jenis keterampilan proses
dasar antara lain 1) observasi; 2) klasifikasi; 3) komunikasi; 4) pengukuran; 5)
prediksi; dan 6) penarikan kesimpulan. Jenis keterampilan proses terintegrasi
antara lain 1) mengidentifikasi variabel; 2) menyusun tabel data; 3) menyusun
grafik; 4) menggambarkan hubungan antaravariabel-variabel; 5) memperoleh dan
memproses data; 6) menyusun hipotesis; 7) merumuskan definisi operasional
variabel; 8) merancang eksperimen atau percobaan; dan 9) melakukan
eksperimen/percobaan.[8]
C. Invensi dalam Pendidikan
Invention adalah penemuan sesuatu yang
benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia, benda atau hal yang ditemui itu
benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru.Misalnya
penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik,
mode pakaian, dan sebagainya.Tentu saja munculnya ide atau kreativitas
berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi
wujud yang ditemukannya benar-benar baru.[9]
Penemuan pesawat radio merupakan contoh dari invensi yang
mempengaruhi perubahan-perubahan lainnya yaitu dapat menyebabkan perubahan di
bidang lain, seperti pendidikan, pemerintahan, pertanian, perekonomian, jasa
dan lain-lain. Penemuan pesawat
dapat mempengaruh sistem transportasi
udara, yang kemudian dapat mempengaruhi alat tempur, mempengaruhi bagi
perubahan organisasi militer dan seterusnya. Seperti juga penemuan kapal laut,
peta bumi, dan alat penentu arah (kompas) dapat menumbuhkan sikap kolonialisme,
dan masih banyak invensi lainnya yang
telas ditemukan.[10]
D. Inovasi dalam Pendidikan
Inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan
masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode,
yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskaveri, yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah
pendidikan. Dengan demikian,
dapat dikatakan inovasi bersifat
subyektif dan spesifik.[11]
Namun dalam konteks pendidikan, inovasi dapat
berjalan dengan baik dan akan menghasilkan suatu hal yang positif dan lebih
baik, jika para praktisi pendidikan memahami beberapa karakteristik dari
inovasi pendidikan tersebut, karena karakteristik inovasi pendidikan tersebut
merupakan sifat yang melekat pada diri inovasi pendidikan itu sendiri.[12]
Telah banyak usaha yang dilakukan untuk
kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi dalam pendidikan. Pada dasarnya
inovasi pendidikan itu sendiri telah melalui berbagai tahap sebagaimana
diidentifikasi oleh Ashby sebagai berikut:
Tahap pertama, terjadi ketika pendidikan anak dilakukan
secara langsung oleh orang tua. Pada tahap ini lembaga pendidikan sekolah belum
ada dan media yang digunakan juga masih sangat primitif. Materi pelajarannya
pun sebatas pengetahuan orang tua berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.
Tahap kedua, terjadi ketika masyarakat atau orang
tua mulai sibuk dengan peran di luar rumah sehingga tugas pendidikan anak
sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah. Pada
tahap ini mulai muncul profesi guru.
Tahap ketiga,
ditandai dengan adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang
mengakibatkan lebih luasnya ketersediaan buku.
Tahap keempat, terjadi sebagai akibat
ditemukannya bermacam-macam alat elektronik yang bisa menunjang proses belajar
siswaseperti radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekan internet,
LAN, dan sebagainya.
Berdasarkan tahapan-tahapan di atas dapat
dikatakan bahwa pada saat ini telah terjadi tahap keempat inovasi pendidikan
yang ditandai dengan adanya pemanfaatan teknologi canggih baik perangkat lunak
(software) maupun perangkat keras (hardware) dalam proses pembelajaran. Tujuan
utama aplikasi teknologi baru itu adalah untuk mewujudkan proses pembelajaran
yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan kompetensi, kemampuan,
keterampilan dan daya saing perserta
didik dalam suatu program pendidikan pada jenjang, jenis maupun jalur tertentu.
Inovasi pada tahap ini tentu saja bukan
merupakan tahapan terakhir pembaharuan pendidikan, sebab pembaruan itu harus
terus–menerus dilakukan tanpa memiliki ujung akhir. Persoalan pendidikan
senantiasa ada selama peradaban dan kehidupan manusia itu ada sehingga
pembaharuan pendidikan tidak akan pernah diakhiri. Inovasi dalam pendidikan
masih terus diperlukan dalam upaya menghasilkan sistem pendidikan yang mampu
menghasilkan generasi yang memiliki kecerdasan nalar, emosional, dan spiritual,
bukan manusia yang kerdil, pasif, dan tidak mampu mengatasi persoalan yang
dihadapi.[13]
Istilah modernisasi dan inovasi sering kali
dikaitkan satu sama lain, karena kedua hal tersebut tampak memiliki persamaan,
yakni keduanya merupakan perubahan sosial. Kata modern mempunyai berbagai macam
arti atau juga mengandung berbagai macam tambahan arti. Semua kata modern
digunakan tidak hanya untuk orang tetapi juga dapat digunakan untuk bangsa,
sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi,
perumahan, pakaian, serta berbagai macam kebiasaan.
Pada hakikatnya kata modern digunakan untuk
menunjukan terjadinya perbuahan ke arah yang lebih baik atau lebih maju dalam arti
yang menyenangkan, lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Sebagai
contoh dalam perkembangan teknologi transportasi, kuda lebih modern daripada
gerobak yang ditarik orang, tetapi mobil lebih modern daripada kereta kuda,
pesawat lebih modern daripada mobil. Dengan demikian, modern dapat diartikan
sebagai sesuatu yang baru dalam arti lebih maju atau lebih baik daripada yang
sudah ada, baik dalam arti lebih memberikan
kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.[14]
E. Globalisasi dalam Dunia Pendidikan
Istilah “globalisasi” dapat berarti ideologi,
alat. Oleh karena itu merupakan wujud keberhasilan ilmu teknologi, terutama sekali
dibidang komunikasi. Ketika globalisasi berarti alat, maka globalisasi sangatlah
netral. Artinya, ia berarti dan sekaligus mengandung hal-hal yang positif,
ketika dimanfaatkan untuk tujuan yang
baik. Sebaliknya, globalisasi akan dapat berakibat negatif jika digunakan untuk
tujuan yang tidak baik. Dengan demikian globalisasi akan bergantung kepada siapa
saja yang menggunakannya dan untuk keperluan apa serta tujuan kemana ia dipergunakan.
Dalam proses globalisasi tidak terlepas dari
suatu perubahan, yaitu perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan
manusia. Apabila kebudayaan secara umum merupakan suatu rangkaian kepercayaan,
nilai-nilai, dan gaya hidup dari suatu masyarakat tertentu didalam eksistensi
kehidupan sehari-hari, maka dewasa ini didalam era globalisasi mulai muncul apa
yang disebut kebudayaan global. Kebudayaan global bisa diartikan sebagai modernitas.
Dalam hal ini modernitas mempunyai pengertian masyarakat modern, gaya hidup
modern, ekonomi modern, budaya modern, dan pendidikan modern.
Kaitan antara globalisasi dan pendidikan
menurut Giddens terletak didalam lahirnya suatu masyarakat
baru yaitu “knowledge-based-society” yang merupakan anak kandung dari
proses globalisasi.[15]
Karena globalisasi, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat yang merupakan
dasar dari globalisasi ekonomi dan politik di dunia ini. Namun demikian
suatu “knowledge-based society” yang didasarkan kepada ilmu
pengetahuan akan terus-menerus berubah dan merupakan subyek untuk revisi. hal
ini memerlukan apa yang disebutnya sikap refleksif dari manusia yaitu kemampuan
untuk merenungkan mengenai kehidupannya berdasarkan rasio.
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia
pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik
dari manca negara masuk ke Indonesia.Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan
pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun
non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien
serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.[16]
F. Pendidikan Modernisasi
Dari sejarahnya modernisasi merupakan proses
perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa
Barat dan Amerika Utara dari abad ke-17 sampai ke-19 dan kemudian telah
berkembang pula di berbagai negara di Eropa. Dalam abad ke 19-20 berkembang
pula ke Amerika Selatan, Asia, dan Afrika. Proses perkembangan atau perubahan
ini berlangsung secara bertahap dan tidak semua masyarakat berkembang melakukan
perubahan dalam tahap atau urutan yang sama.Jadi modernisasi merupakan proses
perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan Amerika Utara telah berkembang
lebih dahulu dan sekarang bangsa dari dunia ketiga sedang berjuang untuk
menyamakan diri mencapai status kehidupan modern. Dengan demikian, modernisasi
adalah upaya meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan.
Modernisasi juga berarti proses perubahan
sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih
maju (masyarakat industri yang sudah modern). Tanda suatu masyarakat modern
yaitu dalam bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil serta
terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Berikut adalah ciri-ciri manusia modern:
1. Bersikap terbuka terhadap
pengalaman baru, maksudnya jika menghadapi tawaran ataupun ajakan hal-hal yang
baru yang lebih menguntungkan untuk kehidupannya akan selalu mau memikirkan dan
kemudian mau menerimanya, tidak menutup diri terhadap perubahan.
2. Selalu siap dalam menghadapi
perubahan sosial, maksudnya siap untuk menerima perubahan-perubahan yang
terjadi dimasyarakat, misalnya partisipasi dalam bidang politik, peningkatan
kesempatan kerja bagi wanita, perpindahanpenduduk, pergaulan atau hubungan
orang tua dengan pemuda, dan sebagainya. Manusia modern siap untuk memahami
perubahan yang terjadi di sekitarnya.
3. Berpandangan yang luas, maksudnya
pendapat-pendapatnya tidak hanya berdasarkan apa yang ada pada dirinya, namun
mau menerima pendapat yang datang dari luar dirinya serta dapat memahami adanya
perbedaan pandangan dengan oranglain. Ia dapat memahami sikap orang lain yang
berbeda dengan dirinya.
4. Mempunyai dorongan atau keinginantahuan
yang kuat. Manusia modern akan selalu berusaha memperoleh informasi tentang apa
yang terjadi di lingkungannya dan juga informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan kehidupannya.
5. Manusia modern lebih berorientasi
pada masa sekarang dan masa yang akan datang daripada masa yang lampau. Manusia
modern tidak hanya akan mengenang kejayaan ataupun kegagalan masa lalu, tetapi
lebih aktif untuk berfikir bagaimana masa sekarang dan yang datang.
6. Manusia modern lebih berorientasi
dan percaya pada perencaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Kehidupan
manusia modern selalu direncanakan sebelumnya melalui perencanaan jangka pendek
dan jangka panjang.
7. Manusia modern lebih percaya pada
hasil perhitungan maupun pemikiran manusia daripada takdir atau pembawaan.
Dengan kata lain, percaya bahwa manusia dapat mengontrol kejadian di sekitarnya.
8. Manusia modern menghargai
keterampilan teknik dan juga menggunakannya sebagai dasar pemberian imbalan.
9. Manusia modern memiliki wawasan
yang lebih maju tentang pendidikan dan pekerjaan.
10. Manusia modern menyadari dan
menghargai kemuliaan orang lain terutama orang yang lemah seperti wanita,
anak-anak, dan bawahannya.
11. Manusia modern memahami pentingnya
produksi.
Berdasarkan uraian di atas,
dapat diambil kesimpulan bahwa
inovasi dan modernisasi merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada
penekanan ciri dari perubahan tersebut. Inovasi menekankan pada ciri adanya
sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat
sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional
ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju.
Kesimpulan
yang dapat ditarik bahwa
diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi. Sebagai contoh untuk mening-katkan kesejahteraan perlu
diadakan transmigrasi. Kegiatan transmigrasi
merupakan suatu hal yang baru bagi masyarakat, maka dari itu transmigrasi dapat
dikatakan suatu inovasi. Jika masyarakat yang sudah mau menerima adanya
transmigrasi dan mau melakukan
transmigrasi dapat dikatakan
bahwa masyarakat telahmemenuhi ciri masyarakat modern.[17]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata inovasi sering diterjemahkan segala hal
yang baru atau pembaharuan dan kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan
penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering
digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris ”discovery” dan
”invention”. Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan
modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan.
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi
pendidikan mencakup halhal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan,
baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang
lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional,
antara lain: pembinaan personalia, banyaknya personal dan wilayah kerja,
fasilitas fisik, penggunaan waktu, perumusan tujuan, prosedur, peran yang
diperlukan, wawasan dan perasaan, bentuk hubungan antar bagian, hubungan dengan
sistem yang lain, serta strategi.
Anwar Muhammad, Inovasi Sistem Pendidikan, dalam Jurnal
Inovasi Sistem Pendidikan
A. Rusdiana, Konsep Inovasi
Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2014
Asri
B, Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
J. Soedjati Djiwandono. Menggagas
Paradigma Baru Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 2000.
KadiTiti, Inovasi
Pendidikan:Upaya Penyelesaian Problematika Pendidikan Di Indonesia, dalam
Jurnal Islam Nusantara
Kristiawan Muhammad, dkk, Inovasi
Pendidikan, (Ponorogo: Wade Group, 2018)
Kusnandi, Model Inovasi Pendidikan Dengan StrategiImplementasi
Konsep “Dare To Be Different”, dalam Jurnal Wahana Pendidikan.
Naif, Urgensi Inovasi Pendidikan Islam: Menyatukan Dikotomi
Pendidikan, dalam Jurnal Koordinat.
Rouf, Abdur, Transformasi dan Inovasi Manajemen Pendidikan
Islam, dalam Jurnal Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.
Yuniar, Tanti, Kamus Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Agung Media Mulia, tt)
[1] A. Rusdiana, Konsep
Inovasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm.44.
[2]Tanti Yuniar, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Agung Media Mulia, tt), hlm. 255.
[3]
Kusnandi, Model Inovasi Pendidikan Dengan StrategiImplementasi Konsep “Dare
To Be Different”, dalam Jurnal Wahana Pendidikan, vol.4, no.1, 2017,
hlm.135. Di unduh pada tanggal
20 Oktober 2020.
[4] Kusnandi, Model
Inovasi Pendidikan Dengan StrategiImplementasi Konsep “Dare To Be Different”...,
hlm.135. Di unduh pada tanggal
20 Oktober 2020.
[5]Kusnadi, Model Inovasi Pendidikan
dengan Strategi Implementasi Konsep “ Dare to be Different”, Jurnal
Wahana Pendidikan. Vol.4 No.1 Januari 2017, hal. 134-135.
[6]Abdur
Rouf, Transformasi dan Inovasi Manajemen Pendidikan Islam, dalam Jurnal
Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, vol.1, no.2, 2016, hlm.339. Di unduh pada tanggal 20 Oktober 2020.
[7] Muhammad
Kristiawan, dkk, Inovasi Pendidikan, (Ponorogo: Wade Group, 2018),
hlm.1.
[8] Muhammad
Kristiawan, dkk, Inovasi Pendidikan..., hlm.2-3.
[9] Titi Kadi, Inovasi Pendidikan:Upaya Penyelesaian
Problematika Pendidikan Di Indonesia, dalam Jurnal Islam Nusantara,
vol.1, no.2, 2017, hlm.147. Di
unduh pada tanggal 21 Oktober 2020.
[10] Muhammad
Kristiawan, dkk, Inovasi Pendidikan..., hlm.3.
[11] Muhammad
Kristiawan, dkk, Inovasi Pendidikan..., hlm.3.
[12]
Naif, Urgensi Inovasi Pendidikan Islam: Menyatukan Dikotomi Pendidikan,
dalam Jurnal Koordinat, vol.xv, no.1, 2016, hlm.2. Di unduh pada tanggal 21 Oktober 2020.
[13]
Muhammad Anwar, Inovasi Sistem Pendidikan, dalam Jurnal Inovasi Sistem
Pendidikan, vol.vii, no.2, 2018, hlm.163-164. Di unduh pada tanggal 22 Oktober 2020.
[14]Muhammad
Kristiawan, dkk, Inovasi Pendidikan..., hlm.6.
[15] J.
Soedjati Djiwandono, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius,
2000), hlm.103.
[16] Asri B, Pembelajaran Moral, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), hlm.110.
[17]Muhammad
Kristiawan, dkk, Inovasi Pendidikan..., hlm.7-11.
0 comments:
Posting Komentar