Social Icons

Senin, 03 Juni 2024

PERBANDINGAN PENDIDIKAN ISLAM KONTEMPORER ( SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA CINA )

 

PERBANDINGAN PENDIDIKAN ISLAM KONTEMPORER

( SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA CINA )

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Setiap negara memiliki karakteristik dalam sistem pendidikannya. Seperti di Cina, pembentukan sistem pendidikannya dipengaruhi oleh tokoh yang membawa perubahan besar bagi negaranya. Dimulai dari sistem pendidikan di Cina, dipengaruhi oleh sistem Kung Fu Tze yang merupakan ahli filsafat yang membawa perubahan, bukan hanya dalam Pendidikan melainkan dalam dunia politik, sosial dan budaya. Permulaan pendidikan Cina kuno mencapai puncak dimulai pada Dinasti Han, dimana ajaran Kung fu Tse kembali lagi diangkat dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat Cina.

Cina, dalam beberapa tahun terakhir, berhasil membuat prestasi yang sangat mengagumkan, yaitu merubah kondisi sosial ekonomi masyarakatnya, yang tadinya hanya sebagai negara berkembang, yang hanya mampu menyediakan kebutuhan dasar masyarakatnya, kemudian berubah dan masuk ke tahap awal menjadi masyarakat yang makmur. Perubahan yang dialami Cina merupakan perubahan yang sangat berarti. Perkembangan ekonomi dan kemajuan yang dialami Cina sangat dikagumi dunia dan dihormati oleh banyak kalangan. Keyakinan mereka membangun bangsa melalui sektor pendidikan terlihat dari upaya ekspansi yang berkelanjutan yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai awal tahun 1990. Selama periode ini, pendidikan terus mengalami kemajuan secara cepat, dan banyak inovasi selama dekade tersebut.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana politik dan tujuan pendidikan di Cina?

2.      Bagaimana struktur dan jenis pendidikan negara Cina?

3.      Bagaimana manajemen pendidikan negara Cina?

4.      Bagaimana kurikulum pendidikan negara Cina?

5.     Bagaimana perbandingan kurikulum pendidikan Cina dan Indonesia?

6.      Bagaimana strategi pembelajaran pendidikan negara Cina?

7.      Bagaimana sistem kenaikan kelas, ujian dan sertifikasi di negara Cina?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui bagaimana politik dan tujuan pendidikan di Cina.

2.      Untuk mengetahui bagaimana struktur dan jenis pendidikan negara Cina.

3.      Untuk mengetahui bagaimana manajemen pendidikan negara Cina.

4.      Untuk mengetahui bagaimana kurikulum pendidikan negara Cina.

5.     Untuk mengetahui bagaimana perbandingan kurikulum pendidikan Cina dan Indonesia.

6.      Untuk mengetahui bagaimana strategi pembelajaran pendidikan negara Cina.

7.      Untuk mengetahui bagaimana sistem kenaikan kelas, ujian dan sertifikasi di negara Cina.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Politik dan Tujuan Pendidikan di Cina

Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya telah melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga kekuasaan Cina berapa lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah wajah sistem pendidikan kuno di Cina. Tradisi pemikiran falsafah di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas falsafah Cina. Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya dari falsafah India dan Yunani. Tujuan Pendidikan Nasional China yaitu mempersiapkan para pelajar untuk mengembangkan diri secara moral, intelektual, dan fisik yang sesuai dengan bidang yang diminati dan akan menjadi pekerjaan pelajar di masa depan.[1]

Ada sebuah hadist mengenai pendidikan, yang dalam bahasa Indonesia berbunyi: “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Dalam hadist ini muncul satu negara, yaitu negeri Cina. Dari hadist ini timbul pertanyaan, ada apa dengan pendidikan cina sehingga dapat dijadikan panutan untuk negeri lain. Dalam buku Muhammad Said dan Junimar Affan (1987: 119) yang berjudul Mendidik Dari Zaman ke Zaman dikatakan bahwa: “Di negeri Cina pendidikan mendapat tempat yang penting sekali dalam penghidupan”. Dengan mendapatkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, membuat sistem pendidikan di Cina meningkat.

Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya telah melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga kekuasaan Cina berapa lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah wajah sistem pendidikan kuno di China. Tetapi, pada kesempatan ini tidak menjelaskan sampai masuknya bangsa asing ke Cina. Permulaan pendidikan Cina kuno mencampai puncak dimulai pada Dinasti Han, dimana ajaran Kung fu Tse kembali lagi diangkat dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat Cina, yang sebelumnya ajaran ini dibrangus oleh penguasa sebelumnya.[2]

B.     Struktur dan Jenis Pendidikan Negara Cina

China memiliki struktur dan durasi pendidikan yang hampir sama dengan di Indonesia. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)  dengan durasi tiga tahun, Sekolah Dasar (SD) 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 tahun, Pendidikan Akademi (D-3) 2-3 tahun, Pendidikan Jurusan Teknik 4 tahun, Sarjana (S-1) 4 tahun, Pascasarjana/Master (S-2) 2-3 tahun, dan Doktor (S-3) 3 tahun.[3]

Selain pendidikan formal, di Cina juga berkembang pendidikan non-formal yang berupa Pendidikan Orang Dewasa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang pada gilirannya diharapkan dapat memberi sumbangan dalam pengembangan sosio-ekonomi penduduk. Selain itu, di Cina juga dikembangkan Pendidikan Literasi guna pemberantasan buta huruf. Hingga saat ini sudah tercatat 42,5 juta lebih rakyat Cina telah dapat “melek aksara”.[4]

Pendidikan di China dikendalikan oleh pemerintah. Di China, standar isi, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan sudah ditentukan negara kemudian sekolah tinggal mengelola standar proses, standar penilaian kompetensi lulusannya. Konsep seperti ini menyebabkan sekolah hanya fokus dalam kegiatan sekolah tanpa perlu memikirkan urusan lain yang cukup menyita waktu seperti sarana prasarana dan keuangan seperti di Indonesia. Bedaanya dengan sekolah-sekolah negeri yang bertaraf nasional di Indonesia dalam meningkatkan mutunya menggunakan delapan standar pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar sarana dan prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pembiayaan, standar pengelolaan, standar penilaian, standar kompetensi lulusan.

Dibawah pengawasan Dewan Negara Cina, kementerian pendidikan bertanggung jawab untuk semua perencanaan dan pembuat kebijakan umum tentang pendidikan, dimana pengadministrasiannya pendidikan dasar didesentralisasikan ke pemerintah provinsi dan kota/kabupaten/desa. Pendidikan tinggi pengadministrasiannya dan pengawasannya ditingkat nasional dan provinsi.

Anak-anak di China belajar lima hari per minggu. Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester, yang terdiri dari 9.5 bulan dimulai pada tanggal 1 September dan Maret. Dengan libur musim panas pada bulan Juli dan Agustus dan libur musim dingin pada bulan Januari dan Februari.

Di negara China pendidikan dibagi menjadi beberapa jenjang yaitu: Pendidikan dasar di China terdiri dari 3 tahun PAUD, 6 tahun pendidikan dasar, 3 tahun pendidikan menengah pertama, 3 tahun pendidikan menengah ke atas. Pendidikan tinggi setingkat akademi 2-3 tahun, pendidikan tinggi kejuruan teknik 4 tahun, pendidikan gelar sarjana 4 tahun, pendidikan gelar magister 2-3 tahun, pendidikan doctor 3 tahun.[5]

No

Tipe Sekolah

Lama Belajar

Usia

1

Pendidikan Anak Usia Dini

3 tahun

Usia 3-5 tahun

2

Pendidikan Dasar

6 tahun

Usia 6 – 12 tahun

3

Pendidikan Menengah Pertama

3 tahun

Usia 12 – 15 tahun

4

Pendidikan Menengah Atas

3 tahun

Usia 15-18 tahun

5

Pendidikan menengah atas spesialisasi

3 tahun

Usia 15 – 19 tahun

 

1.      Pendidikan Dasar

Anak-anak China memulai pendidikan formal pada usia 3 tahun dengan masuk pra sekolah yang berlangsung selama 3 tahun. Dilanjutkan masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar berlangsung selama 6 tahun dengan mata pelajaran utama Bahasa China, Matematika, Sejarah, Geografi, Sains, dan sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan politik dasar. Dukungan besar juga diberikan untuk pendidikan jasmani.

2.      Pendidikan Menengah

Setelah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun, siswa mengikuti ujian nasional dan memasuki pendidikan menengah. Pendidikan menengah dibagi menjadi dua level, yaitu junior dan senior. Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung selama 3 tahun. Untuk masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan menentukan apakah mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas kejuruan. Level Senior dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 12 atau 3 tahun.

Pendidikan menengah dibagi dalam tiga kategori yaitu:

a.       SMA Umum, merupakan sekolah yang mempersiapkn siswanya memasuki jenjang perguruan tingi.

b.      SMA Spesialis atau Teknik, merupakan sekolah yang mepersiapkan siswanya dengan keterampilan dan diklat khusus dibidang teknik agar siap terjun di dunia kerja. Lulusan ini diperbolehkan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

c.       SMA Vokasi atau profesional, merupakan sekolah menengah yang mempersiapkan siswanya dengan keterampilan dan diklat khusus dibidang vokasi untuk siap terjun langsung di dunia kerja.

3.      Pendidikan Khusus

China juga memiliki sistem pendidikan khusus untuk anak-anak dengan kemampuan khusus dan untuk anak-anak terbelakang. Anak-anak dengan kemampuan khusus akan diperbolehkan untuk melompat kelas. Anak-anak dengan kemampuan terbatas akan diarahkan untuk mencapai kemampuan standar minimum.

4.      Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi diselenggarakan oleh berbagai perguruan tinggi seperti universitas (misalnya bidang umum dan teknik), institusi spesialisasi (misalnya kedokteran, bahasa asing, pertanian), universitas Vokasi (misalnya diklat guru),dan Akademi.

Ujian masuk diperguruan tinggi sangat kompetitif berlangsung pada bulan Juli dan diadakan pemisahan antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan ditentukan oleh hasil tes. Siswa yang mengikuti ujian mendaftar untuk beberapa jurusan yang dipilih. Sistemnya serupa dengan UMPTN di Indonesia.

Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan kejuruan. Sebenarnya ada banyak universitas dan college di China tetapi tingkatan dan kualitasnya sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal misalnya Beijing University dan Shanghai’s University. Umumnya siswa harus menjalankan 4-5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat master dan doktoral, mereka juga harus lulus ujian. Selain universitas ada college yang menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera dengan diploma dan dapat meningkatkan gelarnya menjadi sarjana. [6]

C.    Manajemen Pendidikan Negara Cina

Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai dari level pusat, propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor yaitu basic education (Pendidikan dasar), technical dan vocational education (Pendidikan teknik dan kejuruan), higher education (Pendidikan tinggi) dan adult education (Pendidikan orang dewasa). Di samping itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang materinya meliputi permainan, olah raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan fisik, serta aktivitas sehari-hari.

Pendidikan teknik dan vokasional memperoleh tempat dalam masyarakat. Pendidikan ini merupakan indikator penting bahwa Cina mengarah pada proses modernisasi. Kemudian, pendidikan bagi orang dewasa merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan Cina. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas orang-orang dalam masyarakat dan secara langsung akan menumbang pada pengembangan sosio ekonomis penduduk.[7]

UU Sisdiknas-nya Cina mewajibkan anak umur 6 tahun mengikuti pendidikan dasar, tanpa dipungut biaya sekolah. SD di sana berlangsung 6 tahun. Mata pelajaran utamanya, antara lain, bahasa dan kesusastraan Cina, matematika, ilmu pasti, bahasa asing, pendidikan moral, musik, olahraga dan jasmani.

Jumlah SD di negeri Panda ini mencapai 400.000 dengan murid hingga 120 juta anak. APK SD di sana mencapai 98%. Sedangkan jumlah SMP dan SMA kurang lebih 60.000 dan 30.000, plus 3.000 perguruan tinggi.

Satu hal yang menarik berkaitan dengan tenaga pendidik adalah relasi guru dan murid yang berjalan demokratis. “Ciri khas pendidikan di Beijing adalah adanya klasifikasi guru, mulai dari guru paripurna sampai guru yang tidak qualified. Siswa juga bebas mengevaluasi guru secara objektif. Dua hal yang masih tabu di negara Indonesia,”.

Guru juga mendapat tempat istimewa di Beijing. Gaji guru di sana berkisar 3.000–5.000 yuan per bulan. Dalam kurs 1 yuan= Rp 1.200, guru di Cina menerima rata-rata senilai Rp 3,6 juta–Rp 6 juta/bulan. Selain gaji pokok, guru juga menerima tunjangan kesejahteraan sebesar 10% dari gaji pokok. Sistem penggajian buat guru ini lebih tinggi 10% daripada pegawai biasa.

Penghasilan itu sudah memadai. Sehingga, hampir tidak pernah terdengar guru harus “ngojek” atau kepala sekolah mencari uang tambahan dari jual-beli seragam dan buku. Ketika pensiun pun, setiap guru berhak mendapatkan 100% gaji pokok per bulannya.

Pemerintah RRC menyadari pentingnya peran guru untuk memajukan bangsanya. Tak heran bila kemajuan RRC kini menjadi buah bibir di dunia. “Kemajuan Cina tentu tak bisa dilepaskan dari peran guru di sana,” katanya.[8]

D.    Kurikulum Pendidikan Negara Cina

Reformasi yang dilakukan Cina di dunia pendidikan secara langsung mengubah kurikulum sekolah dimana ditekankan pada pengembangan potensi yang dimiliki siswa, kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa agar berkembang optimal. Di Cina tidak terlalu menekankan kepada hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh karakter anak, misalnya PR yang terlalu banyak, pelajaran yang terlalu berat, yang kesemuanya dapat membebani siswa baik secara fisik, mental maupun kejiwaan. Sistem sekolah di Cina mewajibkan setiap muridnya untuk berlatih olahraga selama paling tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain seperti memasak juga menjadi salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh siswa disamping menekuni bidang seni budaya.

Sistem penilaian di Cina juga berkaitan dengan sistem ujian. Sekolah Dasar dan Menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu : ujian semester, ujian tahunan, ujian akhir sekolah, dan ujian masuk SMP/ SMA. Ujian masuk SMP terbatas pada mata pelajaran Bahasa Cina dan Matematika, sedangkan ujian masuk SMA pelaksanaannya digabungkan dengan ujian akhir SMP. Untuk masuk Perguruan Tinggi, dilakukakn Ujian Seleksi Nasional dengan pemisahan antara pilihan ilmu science dan ilmu sosial.

1.      Struktur mata pelajaran

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Cina adalah kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a.       Kelompok mata pelajaran Cina dan Moral.

b.      Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Matematika.

c.       Kelompok mata pelajaran Sosial dan Politik.

d.      Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

e.       Kelompok mata pelajaran Bahasa Cina dan Bahasa Asing.

2.      Jumlah mata pelajaran

a.       SD memiliki 10 mata pelajaran wajib diantaranya adalah mata pelajaran Moral, Matematika, dan Cina atau Bahasa Cina.

b.      SMP memiliki 13 mata pelajaran wajib, diantaranya yaitu mata pelajaran Moral, Cina, Asing, dan Politik.

c.       SMA tidak ada bobot mata pelajaran yang diwajibkan karena mereka mempunyai suatu sistem yang menyesuaikan mata pelajaran dengan keinginan siswa, kebutuhan sosial masyarakat serta kondisi lembaga setempat dengan beberapa mata pelajaran pilihan. Untuk kelulusan SMA, Cina memakai sistem Ujian Nasional (UN) dan untuk masuk ke perguruan tinggi menggunakan sistem Ujian Masuk atau Seleksi Masuk.

3.      Satuan Waktu / Pembagian Alokasi Waktu

a.       Jumlah hari sekolah / tahun : 180 – 200

b.      Jumlah menit di sekolah/ tahun : 68.400

c.       Jumlah menit 1 jam pelajaran : 45

d.      Jumlah jam pelajaran / minggu : 36

e.       Jumlah menit jam pelajaran / minggu : 1.620

f.       Pembagian tahun ajaran : 2

g.      Jumlah hari sekolah / minggu : 5

4.      Sistem Penjamin Mutu Program (Lembaga)

Sistem penjamin mutu program Cina diantaranya :

a.       NOCFL (National Office for Teaching Chinese as a Foreign Language) yaitu lembaga yang menyediakan tempat ujian yang berskala internasional.

b.      CEAIE (Chinese Education Association for International Exchange); yaitu lembaga yang menyediakan sekolah unggulan dalam bidang teknologi dan kreativitas.

c.       CSE (Chinese Society of Education); yaitu lembaga eksperimental pendidikan moral pada sekolah – sekolah swasta.

d.      CNIER (Cina National Institute for Educational Research); yaitu lembaga eksperimental pendidikan kualitas.[9]

E.    Perbandingan Kurikulum Pendidikan China dan Indonesia

China dan Indonesia menggunakan kurikulum pendidikan berbasis pendidikan karakter. Tetapi dari kedua negara tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat mencolok, perbedaan itu adalah sebagai berikut:[10]

No

Cina

Indonesia

1

Cina menjadikan pendidikan karakter sebagai pendidikan yang paling utama. Hakikat pendidikan karakternya yaitu: “to transform a huge population from being a burden to being superior human resources

Indonesia berupaya melakukan hal yang sama, namun hakikat pendidikan karakter di Indonesia belum belum menjadi kesepakatan bersama. Karakter seperti apa? Jika ada rumusannya, atas dasar apa rumusan itu ada?

2

Pendidikan karakter di Cina ditekankan pada pengembangan seluruh kecerdasan yaitu: berbahasa, matematika, spatial (ruang), kinistetik, musik, interpersonal, intrapersonal dan kecerdasan mengenal alam.

Indonesia kurang mengembangkan semua potensi anak didik. Ini terlihat dari sarana dan guru yang tidak dipersiapkan untuk mengembangkan semua kecerdasan anak. Termasuk masih diberlakukanya Ujian Nasional.

3

Cina memperkuat pendidikan karakter dengan peningkatan pendidikan moral yang berasal dari Marxism-Leninism, Mao Zedong Thought, danDeng Xiaoping Theory

Pendidikan moral Indonesia hanya cukup Pancasila? Mengapa tidak memperkuatnya dengan pendidikan moral dari Gajah Mada, Hasyim Asyari, Hamka, Soekarno, Hatta, Gus Dur, dan pemikir besar Indonesia lainya.

4

Cina menerapkan tradisi dan nilai-nilai Cina dalam pendidikan seperti kejujuran, dapat dipercaya, toleransi, spirit kesetiaan pada satu pekerjaan, patriotik, heroik, kesetiaan pada keluarga, rajin, pekerja keras, dan disiplin.

Apakah yang menjadi tradisi dan nilai-nilai Indonesia? Apakah nilai-nilai Indonesia sudah ada? Jika ada, seperti apakah Indonesia? Apakah Indonesia apa adanya atau Indonesia yang dicita-citakan?

5

Melakukan penyerapan budaya terbaik dari bangsa lain karena memiliki 2 (dua) keuntungan yaitu dapat meningkatkan budaya sendiri dan meningkatkan persahabatan dengan bangsa lain.

Apakah Indonesia mampu menyaring atau langsung menyerap budaya apapun walau tidak baik? Misalnya misalnya membenci bangsa Yahudi.

6

Membentuk team spirit dan kegiatan bersama diantara para pendidik karena tidak ada orang yang sukses hanya karena upaya dirinya sendiri seperti Bill Gate dan Edison.

Indonesia melakukan pekan olah raga dan seni, dll, namun demikian yang dimunculkan semangat menangnya bukan kebersamaannya.  Ada pertandingan yang berakhir dengan permusuhan.

7

Reformasi kurikulum dilakukan dengan cara antara lain: guru harus memperbaiki cara mengajar dengan mambawa para siswa ke dunia nyata (real situation), mengerti kehidupan sosial dan memahami pentingnya kerja keras. Beban belajar siswa harus ringan tetapi tepat guna. Revisi buku teks untuk mengurangi tumpang tindih dan kesulitan, salah referensi, dan kesalahan konten. Reformasi kurikulum dilakukan tepat waktu.

Indonesia melakukan reformasi kurikulum, namun dasar filosofis dan relevansinya kurang jelas serta tidak diikuti oleh perubahan profesionalisme guru dan buku teks. Menurut Prof.Soedijarto, sejak tahun 1975, Indonesia tidak melakukan sungguh-sungguh untuk melakukan national assesment dalam perubahan kurikulum.

8

Cina mengajarkan bahasa asing dengan memperhatikan 6 (enam) hal yaitu: mengajar dengan menarik, rajin, terus berlatih, semangat, sabar, dan percaya diri.

Guru bahasa asing Indonesia tidak jauh beda dengan guru lainya. Metode mengajarnya bukan “enjoyful learning

9

Tidak mewajibkan siswa untuk dapat menulis kaligrafi huruf Cina, namun mewajibkan Putonghua (bahasa ibu di Cina) dan mempromosikan bahasa ini dimulai dari pendidikan dasar hingga ke tingkat selanjutnya.

Bagaimana dengan menulis halus di SD Indonesia? Sudah tepatkah cara itu? Memperhatikan saraf motorik halus anak SD belum sempurna, maka menulis halus perlu ditinjau lagi.

10

Menghapuskan sistem nilai (skala 1-100), evaluasi siswa dilakukan setiap hari, menambahkan dengan komentar-komentar berupa pujian, kritik yang membangun, semua aturan penilaian dicantumkan didalam kurikulum, sistem tes yang dilaksanakan bervariasi tidak hanya tes tertulis tetapi dapat berupa berbagai bentuk tes.

Guru-guru Indonesia hanya melihat UTS dan UAS, kadang jawaban siswapun tidak dibaca oleh guru. Guru di Indonesia tidak melakukan penilaian secara berkelanjutan. Sistem tes ini sangat berpengaruh pada karakter siswa.

11

Menyelenggarakan pendidikan olahraga dari Preschool sampai ke pendidikan tinggi, mengkondisikan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman dengan menerapkan konsep sekolah alam.

Indonesia juga menerapkan yang sama, namun filosofinya kurang kuat. Cina melakukanya dari konsep bahwa kesehatan adalah nomor satu. Lingkungan sekolah di Indonesia dikelilingi oleh jajanan tidak sehat.

12

Menerapkan pendidikan aesthetik dan seni karena dapat mengembangkan spirit kemanusiaan dan mendorong kesehatan mental.

Indonesia kurang menerapkan pendidikan ini, sehingga karakter anak tidak terbentuk dengan baik. Tidak banyak sekolah yang mengembangkan kesenian, mungkin hanya rebana yang disosialisasikan.

13

Menjalankan prinsip bahwa karakter pendidikan tidak dapat efektif tanpa guru dan kepala sekolah yang baik

Pendidikan karakter di Indonesia tidak diikuti dengan pembinaan guru dan kepala sekolah yang baik sehingga siswa kehilangan teladan nyata.

14

Menyiapkan lingkungan masyarakat yang positive dalam menciptakan pendidikan karakter.

Pemerintah Indonesia membiarkan kelompok-kelompok dalam masyarakat saling membenci dan terjadinya kekerasan. Membiarkan kelompok-kelompok garis keras mengendalikan kehidupan masyarakat menyebabkan pendidikan karakter di Indonesia tidak terbangun dengan cepat.

 

 

 

 

 

F.     Strategi Pembelajaran Pendidikan Negara Cina

Sistem pendidikan Cina lebih terbuka. Guru diklasifikasi berdasarkan kualitas. Siswa bebas mengevaluasi kualitas guru secara objektif. Guru dapat tambahan tunjangan kesejahteraan 10 persen dari gaji pokok.[11]

Untuk memperoleh guru-guru yang bermutu maka pemerintah mendorong lulusan sekolah menengah yang berbakat untuk memasuki lembaga pendidikan guru. Hal ini juga terdapat perbedaan persepsi dimana kalau di Indonesia, para pelajar, apalagi yang berotak cerdas, kurang terosebsi untuk menjadi guru, kecuali berlomba untuk memperoleh pendidikan di universitas bergengsi di Pulau Jawa.

Pendidikan di China gratis selama 9 tahun pertama walaupun murid tetap harus mengeluarkan uang untuk membeli buku-buku pelajaran. Selepas tingkat Junior, orang tua harus membiayai sendiri pendidikan anak-anaknya. Ini membuat banyak anak-anak pedesaan atau anak-anak tak mampu untuk bersekolah.[12]

G.    Kenaikan Kelas, Ujian dan Sertifikasi

Sekolah dasar dan menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu: ujian semester, ujian tahunan, ujian akhir sekolah dan ujian masuk SMP, dan ujian-ujian ini terbatas pada mata pelajaran bahasa Cina dan Matematika. Sedangkan ujian masuk SMA, digabungkan dengan ujian akhir SMP.

Adapun Kebijakan China tentang Ujian Masuk Perguruan Tinggi telah dipengaruhi oleh sistem rekrutmen negara-negara barat dan budaya tradisional ujian kekaisaran. Sejak Universitas Fudan dan Universitas Shanghai Jiao Tong memulai pendaftaran independen sebelum Ujian Masuk Perguruan Tinggi pada tahun 2007, beberapa perguruan tinggi terkemuka di China mulai mengikuti mereka menggunakan metode baru untuk memilih siswa selain sistem ujian terpadu. Sesuai dengan peraturan universitas, perguruan tinggi tersebut menunjuk stafnya sendiri dan bertanggung jawab untuk memilih siswa. Siswa dapat diterima dengan mengikuti ujian atau wawancara tertentu sebelum Ujian Masuk Perguruan Tinggi. Dengan cara ini, siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk diterima di perguruan tinggi terbaik.[13]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari uraian pembahasan ini, penulis menyimpulkan sebagai berikut:

Di China diberlakukan sistem belajar 9 tahun, masa sekolah anak-anak dimulai dari umur 5 tahun. Pendidikan di China dibagi menjadi beberapa jenjang yaitu, terdiri dari 3 tahun PAUD, 6 tahun pendidikan dasar, 3 tahun pendidikan menengah pertama, 3 tahun pendidikan menengah ke atas. Pendidikan tinggi setingkat akademi 2-3 tahun, pendidikan tinggi kejuruan teknik 4 tahun, pendidikan gelar sarjana 4 tahun, pendidikan gelar magister 2-3 tahun, pendidikan doctor 3 tahun.

Kurikulum di China yaitu memmpunyai tujuan “untuk mengaktifkan pebelajar dengan cara yang aktif dan hidup dan berkembang secara moral, intelektual, dan fisik dengan cara pengembangan semua potensi dan untuk pengembangan semua potensi dan untuk mempersiapkan generasi baru yang memilki cita-cita, kebajikan moral yang dididik dalam disiplin.”yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambungkan keterampilan sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya melalui bimbingan dan pengjaran yang dilakukan oleh guru.

Indonesia dan china mempunyai persamaan kurikulum yaitu pendidikan berbasis karakter. Negara china sudah berhasil membawa negerinya menjadi negara yang maju dan pendidikan dinegeri itu pernah menjadi pendidikan yang terbaik di dunia. Bebeda dengan Indonesia memang sama-sama menggunakan kurikulum pendidikan karakter tapi mash banyak sekali yang masih harus dibenahi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Nur,  Agustiar Syah, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Bandung: Lubuk Agung, 2001.

Said, Muhammad dan Junimar Affan, Mendidik Dari Zaman ke Zaman, Bandung: Jemmars, 1987.

https://www.ican-education.com/berita-event/news/sistem-pendidikan dichina#:~:text=Tujuan%20Pendidikan%20Nasional%20China%20yaitu,hampir%20sama%20denan%20di%20Indonesia

https://intanrumapea.wordpress.com/2012/08/05/kurikulumcina/#:~:text=Selain%20pendidikan%20formal%2C%20di%20Cina,dalam%20pengembangan%20sosio%2Dekonomi%20penduduk.

https://anannur.wordpress.com/2010/07/08/pendidikan-di-cina/

http://www.atdikbudbeijing.com/sistem-pendidikan-china-Profile-Pendidikan China.html.

http://maymayazzahra.blogspot.com/2016/01/makalah-perbandingan-pendidikan.html.

http://laili-masruroh.blogspot.com/2013/06/pendidikan-di-china.html.

https://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/27/perbandingan-pendidikan-indonesia-dan-china/.

http://intanrumapea.wordpress.com/2012/08/05/kurikulum-cina/.

http://guruidaman.blogspot.co.id/manajemen-pendidikan-Belajar-Pendidikan-Karakter-Dari Cina.html.

https://en.wikipedia.org/wiki/Education_in_China.



[1] Muhammad Said dan Junimar Affan, Mendidik Dari Zaman ke Zaman, (Bandung: Jemmars, 1987), hlm.119.

[2] https://anannur.wordpress.com/2010/07/08/pendidikan-di-cina/ Diakses tanggal 20 November 2020. Pukul: 21.15

[3]https://www.ican-education.com/berita-event/news/sistem-pendidikan dichina#:~:text=Tujuan%20Pendidikan%20Nasional%20China%20yaitu,hampir%20sama%20denan%20di%20Indonesia. Diakses tanggal 20 November 2020. Pukul: 20.30

[4]https://intanrumapea.wordpress.com/2012/08/05/kurikulumcina/#:~:text=Selain%20pendidikan%20formal%2C%20di%20Cina,dalam%20pengembangan%20sosio%2Dekonomi%20penduduk. Diakses tanggal 20 November 2020. Pukul: 20.40

[6]http://maymayazzahra.blogspot.com/2016/01/makalah-perbandingan-pendidikan.html Diakses tanggal 22 November 2020. Pukul: 20.00

[7] http://laili-masruroh.blogspot.com/2013/06/pendidikan-di-china.html Diakses tanggal 21 November 2020. Pukul: 19.30

[8] https://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/27/perbandingan-pendidikan-indonesia-dan-china/ Diakses tanggal 23 November 2020. Pukul: 19.40

[9] http://intanrumapea.wordpress.com/2012/08/05/kurikulum-cina/ Diakses tanggal 23 November 2020. Pukul: 19.40

[11] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2001), hlm.29.

[12] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara..., hlm.29.

[13] https://en.wikipedia.org/wiki/Education_in_China Diakses tanggal 24 November 2020. Pukul: 20.00

0 comments:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates