Social Icons

Minggu, 01 Februari 2015

SEJARAH PONPES NURUL HILAL SENURO

PONPES NURUL HILAL SENURO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Tak asing lagi rasanya dengan sebutan pondok pesantren di telinga kita, pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam dengan menekankan pentingnya modal keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
            Di desa Senuro terdapat sebuah pondok yang bernama Pondok Pesantren Nurul Hilal. Pondok pesantren di bawah naungan Nurul Hilal ini mempunyai banyak tingkatan, mulai dari Madrasah Diniyah, Takhossus (Wustho), TK/TPA, Madrasah Tsanawiyah, sampai Madrasah Aliyah.
Pastinya tidak sedikit pengorbanan dan perjuangan yang telah dilakukan oleh banyak pihak untuk mendirikan sekolah yang tercinta ini. Anak-anak yang bersekolah ditempat ini dari tahun ke tahun semakin bertambah banyak, namun yang sangat di sayangi karena sedikit sekali anak-anak yang mengetahui sejarah berdirinya pondok pesantren ini, bukan saja anak didiknya, bahkan guru-guru yang mengajar  juga tidak banyak yang mengetahui.
            Dari permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejarah Pondok Pesantren Nurul Hilal.
1.2  RUMUSAN MASALAH
1)      Apa yang melatarbelakangi terbentuknya PPNH serta tujuan dibentuknya PPNH?
2)      Siapa saja orang yang berjasa dalam pembangunan PPNH ?
3)      Dimana saja tempat belajar sebelum dibentuknya PPNH dan tingkatan-tingkatan apa saja yang berada dibawah naungan PPNH?
1.3  TUJUAN
1)      Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya PPNH dan tujuan dibentuknya PPNH
2)      Untuk mengetahui orang-orang yang berjasa dalam pembagunan PPNH
3)      Untuk mengetahui tempat belajar sebelum dibentuknya PPNH dan untuk mengetahui tingkatan-tingkatan yang berada dibawah naungan PPNH

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian Pondok Pesantren
Kata Pondok Pesantren merupakan dua kata yang mempunyai satu kesatuan makna. Kata “Pondok” berasal dari pengertian asrama-asrama para santri atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu, atau mungkin berasal dari bahasa Arab “funduk” yang berarti tempat tinggal para santri.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pesantren merupakan asrama tempat santri/murid-murid belajar mengaji dan sebagainya. Sedangkan pondok merupakan bangunan untuk tempat sementara, rumah, bangunan tempat tinggal yang berpetak-petak yang berdinding bilik dan beratap rumbia.
2.2  Dasar Dan Tujuan Pondok Pesantren
Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang didirikan atas dasar fiddin yakni kepentingan umat Islam untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama Islam.
Dasar yang digunakan adalah Q.S. At- Taubah/09 ayat 122:
* $tBur šc%x. tbqãZÏB÷sßJø9$# (#rãÏÿYuŠÏ9 Zp©ù!$Ÿ2 4 Ÿwöqn=sù txÿtR `ÏB Èe@ä. 7ps%öÏù öNåk÷]ÏiB ×pxÿͬ!$sÛ (#qßg¤)xÿtGuŠÏj9 Îû Ç`ƒÏe$!$# (#râÉYãŠÏ9ur óOßgtBöqs% #sŒÎ) (#þqãèy_u öNÍköŽs9Î) óOßg¯=yès9 šcrâxøts ÇÊËËÈ  
Artinya:
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.


Tujuan Pondok Pesantren adalah membina warga Negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran Islam dan mengamalkannya dalam hidup beragama, masyarakat dan negara.
Secara garis besar Pondok Pesantren dibagi menjadi dua, yaitu:
a.   Pesantren Salafi adalah pesantren yang mengajarkan dan mengkaji kitab kuning.
b. Pesantren Kholafi adalah pesantren yang menerapkan sistem pengajaran klasikal (madrasah) atau telah memasukkan pelajaran umum.

2.3  Kriteria Pondok Pesantren       
            Pondok Pesantren nurul hilal nampaknya sudah memenuhi kriteria sebuah Pondok Pesantren menurut aturan pendirian sebuah pondok pesantren, yakni di tandai dengan adanya:
a  a)      Kyai/ustadz/pengasuh
    b)      Santri/siswa
    c)      Mushollah/masjid
    d)     Asrama/pondok
     e)      Kajian kitab klasik/kitab kuning



BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Hilal
A.   Letak Geografis
Pondok Pesantren Nurul Hilal terletak di desa Senuro. Desa Senuro merupakan satu desa yang berada diwilayah kecamatan tanjung batu kabupaten Ogan ilir (OI), letaknya lebih kurang 4,5 km dari Tanjung Batu. Desa Senuro ini membentang dari barat ke timur  terdiri dari banyak baris jalan, kiri kanan  jalan ada rumah penduduk.
            Di Desa ini pula terdapat satu ruas jalan raya yang menghubungkan Desa ini ke Tanjung Batu hingga ke Ibu Kota Kabupaten (Indralaya). Luas desa Senuro lebih kurang 2.500 ha dengan batasan sebagai berikut: sebelah barat dan utara berbatasan dengan perkebunan tebu Cinta Manis (PTPXXI dan XXII). Sebelah timur berbatasan dengan desa Pajarbulan dan Tanjung Batu. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Tanjung Lalang.
            Sekarang  desa ini di mekarkan menjadi dua, yaitu desa Senuro Barat dan desa Senuro Timur. Kedua desa ini dihubungkan oleh sebuah masjid yang bernama masjid At-Taqwa.
PPNH sendiri berada di desa Senuro Barat. Pesantren ini berbatasan sebelah timur dengan SD 08 tg batu, sebelah barat berbatasan dengan SD 22 tg batu, sebelah selatan dan utara berbatasan dengan rumah warga. Pesantren ini berdekatan langsung dengan jalan raya. Hal ini semakin memposisikan betapa lokasi pesantren ini menjadi salah satu tujuan utama bagi mereka yang bertujuan untuk mencari dan mendalami ilmu keislaman disamping ilmu lain di lembaga pendidikan formal lainnya.
B.        Kronologi  Berdirinya PPNH
Pondok Pesantren Nurul Hilal didirikan oleh alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin, K.M.NUR KAMIS. Ia merasa terpanggil untuk membuat suatu wadah pendidikan dan untuk mengembangkan agama. Dengan tekad bulat pada 1952 Madrasah Diniyah Nurul Hilal Senuro resmi berdiri.
Sebelum dilaksanakan dilokasi sekarang, proses belajar mengajar diadakan di berbagai tempat. Seperti pada tahun 1952 proses belajar mengajar untuk pertama kalinya menumpang dibawah rumah Sabul Bin Mantap yang jumlah santrinya sangat sedikit sekitar 13 orang dan yang mengajarnya hanya K.M.Nur Kamis yang pada waktu itu disebut sebagai guru besak.
Pada waktu itu ada beberapa orang mempunyai ide untuk membuat suatu kelompok belajar, yaitu H.Hasan, H.Saili, Sabul bin Mantap, Tampa’i, dan Sahmat bin Rabu. Atas keputusan bersama, maka dipilihlah rumah Sabul bin Mantap sebagai tempat belajar dan meminta K.M Nur Kamis sebagai pengajarnya. Mereka belajar tentang ilmu agama.
Keadaan saat itu masih sangat minim ekonomi, maka di bayar menggunakan beras untuk diberikan kepada guru yang telah mengajar tersebut. Disini ada orang yang bertugas sebagai penagihnya yaitu Pak Ketap. Dia mendatangi rumah-rumah para murid dengan membawa karung gandum atau kendang sebagai wadahnya.
    Pada tahun 1956, proses belajar mengajar berpindah ke tanah milik K.M.Nur Kamis, tempatnya sudah semen permanen. Namun sayangnya keadaan disini kurang diketahui oleh penulis. Kemudian pindah ke tanah yang didiami oleh  Ibnu Aman (sekarang). Dilanjutkan ke tanah yang ditempati oleh H. Dawi (sekarang).
Adapun salah satu dari kedua tempat tersebut ada yang berbentuk seperti sangkar sapi yang terbuat dari bambu yang beratap daun, sering ketika hujan turun, proses belajar mengajar menjadi terganggu akibat atapnya bocor. Walaupun demikian tetapi semangat mereka untuk menuntut ilmu tidak  berkurang.
Setelah beberapa tahun bersekolah di tempat tersebut, kemudian berpindah kelokasi SD 01 yang sekarang sudah berubah nama menjadi SD 08 Tg Batu. Di lokasi ini tempat belajarnya sudah berdinding papan dan atap genting. Waktu belajar dimulai pukul 14:00-17:00 setiap hari,kecuali hari jum’at. Pelajaran yang dikaji hanya pelajaran fiqih, yang diajarkan oleh H.M.Nur Kamis sendiri. Kemudian  pada tahun 1958/1959 baru dimulai pelajaran lainnya, seperti kitab nahwu, tafsir,riyadul badi’ah.
Belajar disini hanya selama satu tahun yaitu dari tahun 1954-1955. dan Setelah itu baru menetap di tempat sekarang. Alasan berpindahnya tempat-tempat belajar tersebut dikarenakan keadaan waktu itu masih minim ekonomi sehingga belum adanya tempat khusus untuk mengadakan proses belajar mengajar. Diberbagai tempat tersebut semuanya mengkaji ilmu agama dan muridnya baik laki-laki maupun perempuan memakai sarung.
Berawal dari keadaan ekonomi masyarakat semakin membaik, maka direncanakanlah untuk membangun tempat yang khusus. Rencana  ini merupakan ide dari tokoh masyarakat dan tokoh agama yakni H.Hasan, H.Saini, H.M.Nur Kamis karena mereka ingin anak-anaknya belajar di luar dari lingkungan keluarga dan supaya proses belajar lebih efektif (full). Kemudian diadakanlah rapat yang membahas masalah tersebut.
  
C.             Respon Masyarakat
Setelah diadakannya rapat respon dari masyarakat beragam, banyak masyarakat  yang mendukung, tokoh keagamaan juga mendukung, namun pemerintah kurang mendukung, bahkan kepala desa tidak mengizinkan. Maka kemudian meminta pendapat K. Muhammad Ali ( Mudir Pondok Pesantren Nurul Yaqin ), dia berkata “ jika masyarakat banyak yang mendukung didirikannya PPNH, maka dirikanlah.”  Diambillah keputusan untuk mendirikannya. Dipilihlah lokasi tanah milik Koneng Senin bin Abdullah, karena tempatnya lebih luas, agak sepi dari kepadatan penduduk dan yang terpenting itulah wilayah yang tepat dan memungkinkan untuk mendirikan tempat belajar.
      Tanah kosong tersebut ada yang dibeli atau digadaikan dengan wakaf dan sumbangan masyarakat dan dari hasil fitrah serta ada juga hasil wakaf dari H. Bastari. Kemudian, dibangunlah gedung-gedung belajar yang biayanya diperoleh dari sumbangan masyarakat, sumbangan tokoh  masyarakat, para dermawan dan wali santri serta dari swadaya murni yang ditentukan perkepala keluarga.
 Adapun perlengkapan belajarnya, seperti meja, kursi dan lain-lain, biayanya diperoleh dari pemerintah. Bentuk kursinya belum modern seperti sekarang. Kursinya panjang yang biasa diduduki oleh dua sampai tiga orang.
Tentu saja banyak sekali orang yang ikut serta dalam pembangunan PPNH tersebut diantaranya : H.Hasan, H.Saini, Sabul, Pak Ketap, Pak Sli, pemuka agama, pemuka masyarakat, pemerintah setempat.
            Pada mulanya gedung yang di bangun berjumlah 5 lokal. 3 lokal sudah berbentuk permanen sedangkan 2 lokal lainnya masih berbentuk kayu. Dinding terbuat dari papan yang di cat dengan warna putih dan berlantaikan semen,  pagarnya pun masih memakai kawat. Dengan demikian, maka pada tahun 1952 berdirilah sekolah yang bernama Madrasah Ibtidaiyyah Nurul Hilal. Di sini baru ada sekolah Ibtidaiyyah selama 6 tahun. Sekolah ini di bawah pimpinan K.M.Nur Kamis.
Sekitar tahun 1960 dan 1967 bangunan MDNH sudah berbentuk semi permanen dan mengalami pasang surut akibat masyarakat paceklik.
D.       Kegiatan di Madrasah Nurul Hilal
Aktivitas di madrasah ini dilaksanakan setiap hari kecuali hari jum’at, dimulai pukul 14:00-16:30/17:00, para muridnya berpakaian bebas sopan. Semua murid baik laki-laki maupun perempuan memakai basan/sarung serta baju panjang dan murid laki-laki memakai kopiah berwarna  hitam sedangkan murid perempuan memakai jilbab panjang. Awalnya jumlah murid sangat sedikit namun seiring berjalannya waktu, jumlah murid semakin bertambah banyak. Akibatnya pernah satu lokal ditempati oleh dua kelas yang belajar  secara bersampingan.
 Proses belajar mengajar di lokasi ini sama seperti sebelumnya. Pelajaran yang diajarkan mayoritas ilmu agama yaitu, fiqih, nahwu riyadul badi’ah, tauhid, sarah maqsud, matan binak, muhtasor, tafsir, kamus. Namun ada juga pelajaran umum yang diajarkan oleh Pak Jalil.
Para guru mengajar dengan sangat disiplin, ketat, dan sederhana. Salah satu contohnya, ketika ada anak didik mereka yang tidak sholat jum’at khusus laki-laki maka akan di pukul 7 kali. Dengan keadaan ekonomi yang semakin membaik maka para uztadz-uztadz yang mengajar tersebut dibayar bukan  dengan memberikan beras saja melainkan beserta uang.
Metode yang dipakai dalam melakukan proses  belajar mengajar tersebut yaitu menulis (Tahriri ), menghapal ( Syafawi ), muthola’ah,  dan tukar pengujian dengan desa tetangga ( ujian silang). Ketika sampai waktunya ujian, pernah K.M.Nur Kamis meminta bantuan dari alumni Tg Batu, Tg Atap, Pak Smai, Pak kenap, Pak Srum dan ada juga dari santri-santri yang telah tamat untuk menguji para santri yang akan tamat. Ujian tersebut di beri nama ujian MIN (Madrasah Ibtidaiyyah Negeri ).
Semakin berkembangnya zaman maka metode yang dipakai dalam proses belajar mengajar mengalami perubahan. Contohnya, bagi kelas yang masih rendah para santrinya dibebani untuk menulis lalu kemudian dihapal sedangkan bagi para santri yang kelas atas,  setelah ditulis sebagian hanya diperintahkan untuk dibaca namun ada juga yang harus dihapal.
Setelah para santri yang telah menyelesaikan sekolah selama 6 tahun. Maka diadakanlah sebuah acara untuk melepas kepergian mereka. Acara ini di sebut haflah. Kata haflah berasal dari bahasa Arab yang artinya perayaan. Pelaksanaannya sebelum di rumah sekolah seperti sekarang, pernah dilaksanakan diberbagai tempat.  Adapun lokasi  yang pernah menjadi tempat dilaksanakannya haflah yaitu dekat rumah H.Su’udi Sahmad (di balai ), di dekat rumah H.Mat Judah, dekat rumah Khotib Mat Nur, dekat rumah H.Dawi, hingga akhirnya pada tahun 1970 an atau  ada juga yang mengatakan tahun 2000 an  haflah dilaksanakan di lokasi PPNH sampai sekarang.
Sekolah  yang semulanya bernama madrasah  ibtidaiyah ini, kini berubah nama menjadi madrasah diniyah. Dahulu dilaksanakan selama 6 tahun, kini berubah menjadi 4 tahun. Mudirnya pun berganti. Pertama kali dipercayakan kepada K.M. Nur Kamis, kemudian dipercayakan kepada H.Su’udi Sahmad, lalu kepada ustadz Abdul Aziz sampai sekarang. Kebanyakan orang lebih mengenal sekolah ini dengan nama sekolah Agama.
Adapun sekolah diniyah ini sekarang masa belajarnya selama 4 tahun. Para muridnya pun semakin banyak, ini berarti menandakan bahwa ilmu agama masih dijunjung tinggi walaupun berada di masa modern sekarang ini. Waktu belajarnya masih sama seperti sebelumnya, yaitu setiap hari kecuali hari jum’at. Ada satu malam digunakan untuk muthola’ah, ada juga muhadoroh.
Muthola’ah diadakan dengan tujuan menambah ilmu pengetahuan yang dilaksanakan pada malam hari. Sedangkan, muhadoroh bertujuan untuk melatih siswa supaya bisa berbicara dengan baik didepan umum.
Adapun  dari segi pakaian mengalami perubahan. Misalnya, baju yang di pakai harus berwarna putih, bagi laki-laki memakai sarung dan kopiah sedangkan bagi perempuan memakai rok berwarna coklat dan jilbab putih. Namun kini para santri sudah banyak yang menyimpang dari peraturan tersebut, kebanyakan para santri berpakaian berwarna-warni apalagi jilbab yang di pakai. Sehingga kurang indah di pandang karena tidak seragam seperti dahulu.
Para santri yang telah menyelesaikan sekolah selama 6 tahun atau 4 tahun, bila masih ingin mendalami kitab-kitab agama bisa meneruskan ke sekolah yang dikenal dengan nama Diniyah Wustho. Sekolah ini didirikan pada tahun 2007  bertempat di lokasi PPNH, dilaksanakan selama 3 tahun. Sekolah ini dibawah pimpinan H.Idrus Rusik.Sekolah ini dibawah naungan  Nurul Hilal.
Madrasah ini dinamakan dengan nama Madrasah Diniyah Nurul Hilal. Nama ini dipilih karena menyesuaikan dengan masih minimnya ekonomi masyarakat pada waktu itu. Ada yang mengatakan nama ini telah ada sejak sekolah yang diadakan di lokasi yang ditempati oleh H.Dawi dan nama tersebut di tulis di papan.
 Nurul Hilal berasal dari Bahasa Arab, Nurul Hilal artinya Cahaya Bulan Sabit atau Bulan yang Baru Timbul. Cahaya ini menerangi dalam kegelapan malam. Ini menandakan kalau kita bangkit dari kegelapan menuju cahaya yang sedikit menerangi, selain itu juga merupakan kerendahan hati masyarakat sekitar. Ada yang mengatakan nama ini di usulkan oleh K.M. Nur Kamis, ada juga yang mengatakan dari tokoh masyarakat.
Adapun madrasah diniyah nurul hilal Senuro kini berubah nama menjadi pondok pesantren nurul hilal berdasarkan pertimbangan dan perkembangan yang ada dewasa ini. Nama itu terhitung sejak tanggal 01 desember 2004 M karena telah mendapatkan izin operasional dan telah terdaftar pada Kanwil Departemen Agama Propinsi Sumatera Selatan. Dan peresmian Ponpes Nurul Hilal Senuro ini pada hari Jum’at 18 maret 2005 M bersamaan 7 shofar 1426 H yang lalu. Yang diresmikan oleh Bapak Ketua DPRD Ogan Ilir  Ir. H. Mawardi Yahya. Dengan demikian usia pondok pesantren ini sudah 9 tahun (jika dihitung dari tahun 2005-2014). Jika dihitung semenjak adanya madrasah nurul hilal, maka usianya lebih kurang sudah 62 tahun (1952-2014)Sebelum itu pada 22 agustus 2000 juga didirikan satu badan yang menaungi dan mengelola semua pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Nurul Hilal ini yaitu Yayasan Pendidikan Nurul Hilal (YPNH). 
Tujuan didirikannya Yayasan ini adalah untuk menaungi dan mengelola semua pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Nurul Hilal ini, dan juga adanya Yayasan merupakan syarat untuk mendirikan kegiatan lembaga pendidikan.
E.   Struktur Kepengurusan dan  Jumlah Murid di PPNH
Sebelum menjadi Pondok Pesantren Nurul Hilal, lembaga pendidikan ini dinamakan Madrasah Diniyah Nurul Hilal yang cikal bakal kelahirannya sudah dimulai sejak tahun 1952 M, dibawah pimpinan K. M.Nur Kamis (Alumni Ponpes Nurul Yaqin Tanjung Atap). Beliau memimpin sejak tahun 1952 sampai tahun 1967 M. Setelah itu diteruskan oleh K. H. Su’udi Sahmad (Alumni Ponpes Nurul Islam Seribandung) sampai tahun 2004 M. kemudian diteruskan oleh H. Idrus Rusik (Alumni Ponpes Nurul Islam Seribandung). Beliau memimpin sejak tahun 2004 sampai sekarang.
Ada banyak orang yang  pernah membantu mengajar di madrasah ini antara lain: M. Nur Kamis, Rozak bin Tampa’i, Bapak Sedun, Kholil, Hayuya, Asmawi, Sayuna, Abdul Somad, Dalilah, Su’udi, H. Tamrin, Cikwan, Abu Bakar, Hamid, Abdul Aziz, Hj. Saynona, Hj. Rogoya, Rumina, Maimuna, Sarmawi, Pak Jalil. Namun kini diantara mereka  sudah banyak yang telah meninggal dunia. Sehingga telah di gantikan oleh para generasi berikutnya.

3.2 Profil Pondok Pesantren Nurul Hilal
PPNH ini mempunyai visi dan misi serta tujuan sebagai berikut:
VISI
1)      Menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan paradigma kemajuan pendidikan yang diajukan pemerintah
2)      Membangun sistem pembelajaran terpadu yang berkualitas tinggi bertaraf Internasional. Dari setiap jenjang pendidikan diprioritaskan untuk menghasikan lulusan yang memenuhi kriteria bertakwa kepada ALLAH SWT, berakhlak mulia, bermoral pancasila, berwawasan luas, dan menguasai serta mengamalkan iptek
3)      Memberantas buta baca Al-Qur’an
  MISI
  1. Melahirkan generasi pembelajaran islami, cerdas, mandiri, berprestasi dan berjiwa social
TUJUAN
1.       Memberikan kesempatan kepada anak usia sekolah untuk mendalami ilmu agama
2.       Membantu orang tua dalam mengadakan sarana pendidikan yang terjangkau oleh siswa
3.       Menambah ilmu pengetahuan untuk menunjang ilmu bekerja
4.      Mencetak lulusan atau kader penerus syi’ar agama yang bermanfa’at, tangguh, dan berkualitas sesuai kemajuan zaman
5.      Memberikan motivasi kepada orang tua dan murid untuk masuk PPNH

3.3 Tingkatan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hilal
Di bawah naungan Yayasan Pendidikan Nurul Hilal (YPNH) ini terdapat beberapa tingkatan pendidikan yaitu, TKA/TPA(Taman kanak-kanak Al-qur'an / Taman Pendidikan Anak), TTQ ( TamanTahsinul Quran), Madrasah Diniyah Ula, Madrasah Diniyah Wustho, Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Dibawah ini akan dijelaskan beberapa tingkatan pendidikan yang berada dibawah naungan PPNH.

  1. TKA/TPA dan TTQ 
      a.      Sejarah berdirinya TKA/TPA dan TTQ  THARIQATUSSA’ADAH
Pertama kali yang mendirikan TKA/TPA yaitu ust Idrus, Idris, Abdul Somad, Muklan, Ibnu Aman, Mulyadi, Dalilah, dan Maimunah. TKA/TPA ini berdiri pada 23 November 1991 dengan nomor unit 010 dibawah binaan BKPRMI (Badan Kerjasama Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia). Pertama kali TKA/TPA  dilaksanakan di masjid. Pernah  juga di kantor desa,di rumah-rumah masyarakat ( rumah Mulyadi, Idrus, Khotinah, Salmiah,..... ), di balai desa, di Musholla Darul Ibadah. Dalam proses pembentukan pengajian ini banyak sekali hambatan yang mereka alami, seperti di tentang  masyarakat. Selain itu, pada saat itu anak-anak belum berminat untuk mengikuti pengajian serta masyarakat  belum yakin dan anak-anak masih banyak yang main-main dalam masjid.
Walaupun begitu banyak hambatan yang mereka alami, namun dengan tekad yang kuat mereka masih tetap meneruskan pengajian ini. Mereka  mendirikan pengajian tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar kepada anak-anak membaca dan menulis dengan baik. Selain  itu, tujuan didirikannya TKA/TPA yaitu program pemerintah untuk menghapuskan buta aksara Al-Quran.
Pengajian  ini dilaksanakan pada malam hari, 3 malam dalam seminggu ( malam senin,malam rabu,dan malam sabtu ) selesai sholat magrib. Mereka mengajarkan Al-Qur’an, doa, nasyit, dan pengetahuan tentang  Islam. Proses belajarnya dilakukan secara privat yaitu anak-anak belajar dengan menghadap ustadz, ada juga dengan cara klasikal yaitu anak-anak belajar secara berkelompok.
Besar iyuran  per bulan Rp.7.500 sampai Rp.12.000, dan perminggu Rp.400. Pada zaman dahulu didirikan yang namanya pos yaitu Persatuan  Orang Tua Santri ( Mahbor,Saidina,H.Juni…), yang bertujuan sebagai pemungut biaya.
Seteladilaksanakan di masjid dan di rumah-rumah selama lebih kurang 5 tahun, dimana dalam kurun waktu tersebut TKA/TPA ini mengalami berbagai kendala, terutama kendala ruang belajar yang kurang memadai, maka kemudian TKA/TPA ini  dipindahkan ke lokasi PPNH dan menjadi bagian dari tingkatan-tingkatan yang ada di PPNHDan TKA/TPA ini masih tetap dibawah pimpinan ust Idrus. Di lokasi yang baru ini telah dibentuk lokal-lokal yang terbuat dari permanen dan kemudian dibentuklah pembagian kelompok dan lokal yang sudah di khususkan (misalnya iqra’ 1 pada lokal satu dan sebagainya ). Jumlah murid pertama yang mengaji disini yaitu sekitar 70-90 santri.
Seiring berjalannya waktu, maka jumlah santri yang mengaji disini semakin bertambah banyak. Sehingga kini dibagi menjadi dua waktu. Bagi santri yang baru masuk, ngajinya pada sore hari yaitu setelah sekolah diniyah pulang. Sedangkan bagi santri yang telah lama mengaji, ngajinya pada malam hari yaitu sesudah sholat magrib.
Waktu pengajian belum ada perubahan, masih dilaksanakan 3 malam dalam satu minggu ( malam senin,malam rabu,dan malam sabtu ). Pengajian ini diberi nama oleh H.Idrus dengan nama THARIQATUSSA’ADAH ( طَرِيْقَةُالسَّعَادَة ) yang artinya jalan menuju kebahagiaan.

  Adapun santri yang telah lancar dan bagus membaca Al-Qur’an, maka akan diuji dalam bentuk munaqosah yang ujiannya seperti membaca dan menghapal serta tanya jawab. Apabila mereka lulus, maka akan diadakan  Wisuda / Khotaman  sebagai tanda bahwa santri tersebut telah lulus dari tingkatan TK/TPA.
Kemudian bagi para santri yang masih ingin meneruskan pengajian di PPNH, maka bisa mengikuti pengajian yang juga merupakan program dari BKPRMI yang dinamakan dengan TQA (Ta'limul Qur'an lil Awlad) atau kita biasa menyebutnya dengan Taman Tahsinul Qur’an (TTQ), yang baru didirikan pada tahun 2007 yang lalu. Di TTQ ini para santri di bina agar bisa membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.  Dan apabila nantinya santri tersebut telah menyelesaikan pengajian itu maka akan diberikan tanda tamat pada waktu pelaksanaan haflah.
Foto para pendiri TK/TPA.  lokasi : Masjid At-Taqwa Senuro.



Foto para santri TK/TPA saat masih awal berdirinya, para santri mempunyai seragam khusus yang ditetapkan oleh BKPRMI (berwarna kuning keputih-putihan seperti pada gambar di bawah), namun pada zaman sekarang tidak diterapkan lagi seperti itu.


Foto para santri TKA/TPA yang wisuda/khotaman.


22.  Madrasah Diniyah Ula dan Madrasah Diniyah Wustho

a.       Sejarah berdirinya Madrasah Diniyah Ula telah dijelaskan di atas.
Berdirinya Madrasah Diniyah Wustho ini pada tahun 2007, dan mulai aktif belajar sesudah bulan puasa. Para pendiri Diniyah Wustho ini diantaranya adalah Idrus, Sihabuddin, Satirin, Pasihin, Pikri Agustam, dan para guru-guru Ponpes Nurul Hilal.
      Tujuan berdirinya Diniyah Wustho diantaranya adalah :
1.       Untuk membuat wadah khusus kurikulum lokal yang sebelumnya masih bercampur dengan    kurikulum pemerintah.
2.      Sebagai lanjutan dari tingkatan Diniyah Ula, guna meningkatkan tahapan pendidikan setelah melalui pendidikan di Diniyah Ula. 

 3Madrasah Tsanawiyah Nurul Hilal (MTs)
a.         Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Hilal
Salah satu sekolah yang bermukim di PPNH adalah Madrasah Tsanawiyah sekaligus merupakan satu-satunya sekolah menengah pertama di Desa Senuro. Sekolah ini pertama kali didirikan di wilayah yayasan inilah. Sebenarnya  MTs Nurul Hilal ini sudah 2 kali dibangun, pembangunan yang pertama terjadi kira-kira pada tahun 1987. Pembangunan yang pertama ini sempat berjalan beberapa saat namun tidak sampai meluluskan para santri di tingkatan tersebut karena keadaan santri yang semakin sedikit dan kegiatan pendidikan di tingkat inipun terhenti dan tidak bisa berlanjut. Pembangunan yang pertama ini mengalami kegagalan dikarenakan kesadaran masyarakat pada waktu itu akan pentingnya pendidikan masih sangat minim sehingga para santri yang masuk sekolah MTs saat itupun masih sangat sedikit. Kemudian pada bulan juni tahun 2000 MTs inipun didirikan kembali atas hasil musyawarah para pengasuh dan keluarga besar Madrasah Nurul Hilal. Dan pembangunnya untuk yang kedua kalinya inipun mengalami perkembangan dan kemajuan dan alhamdulillah dapat bertahan hingga sekarang.
Tujuan didirikannya  MTs ini  agar tersedianya pendidikan setingkat lebih tinggi dari SD, selain itu agar lebih mudah dijangkau dan supaya desa kita maju di bidang pendidikan.Pakaian resmi disekolah ini yaitu putih biru karena itu sudah merupakan aturan dari pemerintah. Selain itu juga ada pakaian olahraga dan pramuka.  Sistem guru mengajar di sekolah ini beragam, ada yang memakai metode diskusi dan ada yang memakai metode menjelaskan.
                  Jumlah guru yang mengajar di masa awal-awal berdirinya MTs ini sekitar 4-5 orang per hari dan jumlah guru keseluruhan 22 orang. Jumlah siswa pertama kali belajar di MTs adalah 24 orang. Dari tahun ke tahun jumlah siswa yang bersekolah disini semakin bertambah banyak.
Kegiatan disekolah ini dilakukan setiap hari kecuali hari minggu. Di mulai pada pukul 07:00 dan berakhir pada pukul 12:30. Selain itu, ada juga pelajaran ekstrakulikuler yakni kegiatan pramuka yang dilaksanakan pada hari jum’at siang dan kegiatan malam yang mempelajari kitab-kitab agama yang dilaksanakan 2 malam dalam satu minggu.
Sekolah ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
VISI
   1)      Beriman, berakhlak mulia dan berilmu dalam beramal
MISI
   1.      Menumbuhkan penghayatan atau pengalaman nilai nilai agama
   2.      Mengembangakn sikap sopan santun dan akhlak mulia
   3.      Melaksanakan pembelajaran atau bimbingan secara intensif kepada seluruh warga madrasah
   4.      Menanamkan sikap disiplin / tanggung jawab
   5.      Memotivasi siswa dalam mengembangkan potensi dirinya.

Foto para siswa MTs Nurul Hilal saat lomba gerak jalan di Tanjung Batu. Foto ini diabadikan pada awal-awal berdirinya MTs Nurul Hilal, sekitar bulan agustus tahun 2002.








    4.   Madrasah Aliyah Nurul Hilal
          Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Nurul Hilal
Melihat antusias siswa kelas IX MTS yang akan lulus, maka para orang tua dan masyarakat sepakat untuk membangun sebuah madrasah. Dengan ini diadakan rapat yang dihadiri oleh para dewan guru dan masyarakat.
      Rapat pertama menghasilkan beberapa keputusan , yaitu :
a.        Mengumpulkan guru dan wali yang tujuannya untuk mendirikan MA
b.      Menunjuk kepala sekolah yang pada saat itu yang ditunjuk adalah H.M. JAYA, S.Pd.I.M.Si
   Setelah rapat pertama dilakukan, maka diadakan pula musyawarah yang diadakan di rumah H. M. JAYA, S.Pd.I.M.Si yang telah dihadiri oleh wali murid, tokoh pendidikan, masyarakat dan lain-lain,  menghasilkan beberapa keputusan , yaitu :
        a.       Wali murid sepakat untuk mendirikan .
        b.      Dana operasional ditanggung yayasan .
        c.       Guru mau bekerja sosial walaupun gaji seadanya. 

       Rapat ketiga diadakan pada tahun 2004, yang menghasilkan beberapa keputusan, yaitu :
      a)      Mulai awal belajar .
      b)      Memberi nama madrasah itu dengan nama MADRASAH ALIYAH NURUL HILAL.
      c)      Menentukan biaya spp .
      d)     Pada bulan Mei sudah menerima siswa.
      e)      Mengurus surat.
Setelah rapat ketiga diadakan maka pada tahun 2004 didirikanlah madrasah Aliyah. Awalnya sekolah ini menumpang digedung MTs, karena belum adanya gedung khusus. Mengingat paginya gedung ini ditempati oleh para siswa MTs, maka waktu belajar untuk siswa MA  dimulai pada jam 12:30 dan berakhir pada jam 17:30.  Diresmikan
Setelah berjalannya waktu, maka dibangunlah gedung khusus bagi  MA yang berlokasi dibelakang gedung  MTs, biayanya diperoleh  dari sumbangan masyarakat. Pada tanggal 24 juni 2009 diresmikanlah gedung MA  oleh asisten III kabupaten ogan ilir yaitu Drs.H.A.Nachrowi,MM.
            Sebagai lembaga yang dikelolah langsung oleh Yayasan Nurul Hilal, maka sebagian besar pembangunan lembaga ini dikelolah dan diupayakan oleh Yayasan Madrasah Nurul Hilal Senuro Kecamatan Tanjung Batu, dibangun diatas tanah Yayasan yang  terletak di Desa Senuro Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Keadaan  Madrasah Aliyah Nurul Hilal ini memiliki luas tanah bangunan 530 M2, luas tanah lapangan 54 M2, luas tanah yang dibangun 2230 M2, lain – lain 16 M2, jumlah 2850 M2.
            MANH didirikan dengan tujuan supaya anak-anak dapat melanjutkan sekolah. MANH sekarang sudah berkembang, guru sudah bertambah. Kesepakatan sekolah dilaksanakan pada sore hari adalah kesepakatan wali murid yang tujuannya agar bisa membantu orang tua di pagi harinya.
            Hambatan –hambatan yang mereka lalui pastinya banyak tanggapan yang kurang bagus dari masyarakat, dikarenakan orang-orang kelas atas merasa gengsi bila menyekolahkan anaknya di dalam desa ini. Dalam pencarian guru juga sulit dikarenakan honor.
            Namun setelah diberikan pengarahan, akhirnya mereka setuju untuk menyekolahkan anaknya di MA NH. Hambatan terakhir tentang tidak adanya gedung, akhirnya untuk sementara numpang di MTNH.
            Hal –hal yang telah dilakukan oleh para guru untuk mengembangkan MA NH di antaranya :
   1.      Mengajarkan akan pentingnya sekolah.
   2.      Mengasuh siswa-siswa .
  3.      Mengikuti kurikulum dan menambah pelajaran ekstrakulikuler seperti olahraga dan pramuka.
   4.      Diajarkan mandiri dengan tidak tergantung pada pemerintah.
Orang –orang yang berjasa dalam pembangunan MA yaitu kepala desa 2004 (H.Nasir ) , tokoh masyarakat, dan guru- guru. Kepala sekolah MA dipercayakan kepada H.M.Jaya,S.Pd.I.M.si. Dia menjabat sampai sekarang. Jumlah guru yang mengajar waktu itu sekitar 16 orang, diantaranya yaitu Zakaria, Saidi, Ibnu Hajar,Rusli dan lain-lain. Sistem mengajarnya dengan cara menjelaskan.
      Dahulu pernah mempelajari kitab kuning dan nahwu Sorof. Namun sekarang sudah hilang karena digantikan dengan pelajaran dari pemerintah semua. Jadi diadakanlah kegiatan malam untuk mempelajari pelajaran-pelajaran agama. kegiatan tersebut dilaksanakan satu malam dalam satu minggu yakni malam kamis.
Sekolah ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
  VISI
     1.      Menciptakan lulusan yang cerdas, bertakwa, dan memiliki akhlak yang mulia
  MISI
     1.      Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kualitas
     2.      Menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai islam kepada seluruh warga madrasah
     3.      Menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah
     4.      Mendorong dan membantu siswa-siswi  untuk mengembangkan potensi dirinya
     5.      Mengembangkan, memupuk kedisiplinan dan ketertiban


   Koperasi Ponpes Nurul Hilal
      Koperasi Ponpes Nurul Hilal ini berdiri pada Jum'at 26 September 2014 dan mulai beroprasi pada sabtu 27 september 2014. Berdirinya koperasi Ponpes Nurul Hilal ini adalah merupakan ide dari para guru Ponpes Nurul Hilal, dimana salah satu tujuan didirikannya koperasi ini adalah merupakan upaya untuk memajukan Ponpes Nurul Hilal di bidang ekonomi. Koperasi Ponpes Nurul Hilal ini diketuai oleh Sumarno, S.P. Modal awal pendirian koperasi ini berasal dari pihak YPNH dan iuran para anggota koperasi Nurul Hilal. Diantara yang ikut andil dalam pembangunan koperasi ini adalah Sumarno, Idrus, Sihabuddin, Lukman, dan guru-guru serta alumni Ponpes Nurul Hilal. Sebenarnya pendirian koperasi di lokasi PPNH ini sudah pernah dilakukan beberapa kali pada tahun tahun sebelumnya (lebih kurang sudah 3 kali), namun terdapat beberapa kendala sehingga koperasi pada waktu itu tidak bisa bertahan lama.
    
      Sarana dan prasarana PPNH
     Ada banyak sarana prasarana yang ada di lokasi PPNH yaitu:
       a.       Kantor
       b.      Perpustakaan
       c.       Mushollah
       d.      Koperasi/kantin
       e.       Parkir
       f.       tiang bendera
       g.      Lapangan futsal
       h.      Gedung bertingkat 
       i.        Pondok
       j.        Dll
Pondok merupakan tempat bagi santri  yang  ingin bermukim, namun mereka kurang berkenan karena mayoritas santri berasal dari desa Senuro sendiri. Jadi, pondok ini digunakan untuk pengajian dan kegiatan nonformal.


NURUL HILAL
Pondok pesantren Nurul Hilal
Harapan bagi bangsa
Ikhlas mengabdi, siap berbakti
Pada Ibu Pertiwi
Pondok pesantren Nurul Hilal
Harapan bagi Agama
Ikhlas mengabdi, siap berbakti
Pada Robbul ‘Izzati
Turun Al-Quran sebagai pedoman
Uswah Nabi jadi teladan
Iman dan Islam jadi tuntunan
Bagi kehidupan
Mari amalkan di Negeri ini

Yang berdasar Pancasila.



Dokumentasi Ponpes Nurul Hilal :


Foto para guru Ponpes Nurul Hilal, dari kiri ke kanan Almarhum K.M.Nurkamis (Mudir Pertama), Almarhum Jalil bin H. Daham (Guru Agama bantuan Depag, berasal dari Tg Batu Seberang), Almarhum K. Su'udi Sahmad (Mudir Kedua), Idrus Rusik (Mudir ketiga),  Ishak (Salah satu tenaga pengajar).  Foto ini diabadikan kira-kira pada tahun 1986/1987.




Foto lainnya :




 

Sample Text

 
Blogger Templates